Entomopathogenic Exploration Practicum Test For Mustard Fungi in the Laboratory of Biology Students FKIP-UISU 2019

Edi Azwar

Abstract


Utilization of entomopathogenic fungi as biological control agents is one way to avoid the negative impact of chemicals on the environment. Entomopathogenic fungi that have been widely used for biological pest control are Beauveria bassiana, Metarhizium anisopliae, Aspergillus sp., Nomuraea rileyi. The purpose of this study was to determine the presence of fungi entomopathogenic in the Brassica chinensis vegetable farm, to find out the entomopathogenic characteristics of fungi obtained from each Brassica chinensis planting soil sample, to know the highest entomopathogenic fungi obtained from the exploration of entomopathogenic fungi and to study the results of biology student learning semester VI in microbiology courses. To obtain the entomopathogenic fungi, an exploration technique was carried out using the insect bait Tenebrio molitor placed in the rhizosphere of the Brassica chinensis plant. The preparation in this study involved taking samples from 5 villages in Berastagi, namely Barus Julu, Persadanta, Rumah Rih, Paribun, and Suka Julu by determining 5 diagonal soil sample points. The results of fungi entomopathogenic exploration from 5 villages in Berastagi, there are 3 genus of entomopathogenic fungi in Brassica chinensis rhizosphere, Metarhizium, Beauveria and Aspergillus. The highest fungi entomopathogenic diversity was obtained by Beauveria fungi with a diversity index of 0.3628 while the lowest diversity was obtained by Aspergillus with a diversity index of 0.0343 overall. The results of learning to students indicate that, the ability of students at the time of the pre-test obtained an average value of 59.26 with a standard deviation of 12.8 while at the post-test students obtained an average value of 73.68 with a standard deviation of 8.3 Based on the acquisition of grades on average there is an increase in student learning outcomes in entomopathogenic fungi submateri.


Keywords


Entomopathogenic; Exploration; Practicum Test; Learning outcome ;

Full Text:

PDF

References


Alwi, Hasan et.al. (2006). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Amalia, N. (2013). Identifikasi jamur Aspergillus flavus pada kacang tanah (Arachis hypogaea L) yang dijual di pasar kodim. Jurnal Analis Kesehatan klinikal Sains. Volume1(Nomor 1) : 1-10

BSNP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Fibriana, Fidia & Andin Vita Amalia. (2016). Potensi Kitchen Microbiology Untuk Meningkatkan Keterampilan Teknik Hands-On Dalam Pembelajaran Mikrobiologi. Jurnal Unnes. (Volume 5 Nomor 2): hlm 1211-1213.

Handayanto, E & Hairah, K. (2007). Biologi Tanah.Yogyakarta: Pustaka Adipura.

Hasanuddin. (2003). Peningkatan peranan mikroorganisme dalam sistem pengendalian penyakit tumbuhan secara terpadu. http//library.usu.ac.id/download/fp/fphasanuddin.pdf. hlm 66.

Herlanti, Yanti et. al.. (2012). Literasi Mikrobiologi pada Siswa dan Mahasiswa Calon Guru Madrasah Aliah. Jurnal Proseding Seminar Nasional Pendidikan IPA. ISBN 978-602-17290-0-7. UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Herlinda, S., Mulyanti, S. I & Suwandi. (2008). Jamur Entomopatogen Berformulasi Cair Sebagai Bioinsektisida Untuk Pengendali Wereng Coklat. Jurnal Agritop. (Volume 27 Nomor 3): hlm 119-126.

Intan, Ratna Dewi A. (2007). Rhizoba Bacteria Pendukung Pertumbuhan Tanaman Plant Growth Promotor Rhizobacteria. Jatinangor: Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

Indrayani. (2011). Potensi Jamur Entomopatogen Nomurea rileyi (Farlow) Samson Untuk Pengendalian Heliciverpa armigera Hubner Pada Kapa. Balai Penelitian Tanaman Tembakau Dan Serat. Malang. hlm 11.

Mandarina, D. (2008). Uji Efektifitas Beberapa Entomopatogen Pada Larva dan Imago Brontispa longissima Gestro. (Coleoptera: Chrysomelidae) di Laboratorium Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Jurnal Pertanian. (Volume VII Nomor 1). hlm 63.

Novizan. (2002). Membuat dan Memanfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan. Jakarta: AgroMedia.

Noverita, (2009). Identifikasi Kapang dan Khamir penyebab penyakit manusia pada sumber Air minum penduduk pada sungai Ciliwung dan sumber air sekitarnya. Jurnal Vis Vitalis. Volume 2 (Nomor 2): 12–22.

Nugraha, I., Kusumawardhani, G.& Fitriani. (2010). Potensi Cendawan Entomopatogen di Indonesia. Program krearivitas mahasiswa. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Nurudin, Febrian Achamd et. al., (2013). Keanekaragaman Jenis Ikan Di Sungai Sekonye Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah. Jurnal Unnes. ( Volume 2 Nomor 2): hlm 3.

Prayogo, Y. (2006). Upaya Mempertahankan Keefektifan Cendawan Entomopatogen untuk Mengendalikan Hama Tanaman. Jurnal Litbang Pertanian. Volume 25 Nomor 2. hlm 47-54. Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang.

Purnomo, Hari. (2010). Pengantar Pengendalian Hayati. Yogyakarta: ANDI.

Rabiah Al Adawiah, Putri. (2016). Isolasi Dan Identifikasi Cendawan Indigenous Rhizosfer Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.) Di Buluballea Kelurahan Pattappang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa. Jurnal Pertanian. (Volume 5 Nomor 16): hlm 1-65

Rukmana, Rahmat. (1994). Bertanam Petsai & Sawi. Yogyakarta: Kanisius.

Safika, Jamin, P., dan Aisyah, S. (2014). Deteksi Aflatoksin B1 pada jenis makanan olahan jagung menggunakan Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Jurnal Medika Veterinaria. 9 (1): 23-25

Sastrahidayat, I.R. (1990). Ilmu Penyakit Tumbuhan. Surabaya: Usaha Nasional.

Sudarmo, Subiyakto. (1991). Pestisida. Yogyakarta: Kanisius.

Sudjoko. (2001). Membantu Siswa Belajar IPA. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Sugiyono. (2016). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suhardi. (2007). Pengembangan Sumber Belajar Biologi. Yogyakarta : Jurdik Biologi FMIPA UNY.

Sulistyowati E., Rahayu DS & Aini FN. (2012). Aplikasi Jamur Paecilomyces lillacinus untuk Menginduksi Ketahanan Tanaman Kopi terhadap Nematoda Parasit, Pratylenchus coffeae. Di dalam: Efektivitas Jamur Paecilomyces lillacinus Strain 251 terhadap Nematoda Parasit, Pratylenchus coffeae. Prosiding Insinas, 29 - 30 November. Pusat Penelitian Kopi & Kakao, Indonesia.

Sunarto T., Djaja L & Meliansyah R. (2009). Pengendalian biologi nematode Meloidogyne spp. dengan jamur Paecilomyces fumosooroseus dan bakteri Pasteuria penetrans serta pengaruhnya terhadap tanaman buncis (Phaseolus vulgaris L). Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati dan Fisik. Bandung. Volume 11 Nomor 1: hlm 217-219.

Syafurrisal, A. (2014). Pengaruh Penyimpanan Pakan Udang Komersial Dengan Penambahan Volume Air Berbeda Terhadap Pertumbuhan Jamur Dan Kandungan Protein Kasar. Universitas Airlangg, Surabaya. Jurnal Perikanan dan Kelautan. (Volume 4 Nomor 10): hlm 40.

Trizelia et.al. (2015). Keanekaragaman cendawan entomopatogen pada rizosfer berbagai tanaman sayuran. Jurnal Pertanian. (Volume 1 Nomor5): hlm1-7.

Wahyudi. (2008). Jamur patogen serangga sebagai bahan baku insektisida. pemanfaatan mikroba dan parasitoid dalam agroindustri tanaman rempah dan obat. Jurnal Perkembangan teknologi tanaman rempah dan obat. (Volume 12 Nomor 21). hlm 28.

Widiyanti, Ni Luh P.M. dan Muyadihardja, S. (2004). Uji Toksisitas Metarhizium anisopliae Terhadap Larva Nyamuk Aedes Aegypti. Media Litbang Kesehatan Volume XIV Nomor 3.

Yanti, Itat. (2013). Pengaruh Jamur Entomopatogen Metarhizium anisopliae Terhadap Mortalitas Serangga Penyerbuk Trigona sp. UIN Sunan Gunung Djati. Jurnal Pertanian. (Volume 7 Nomor 13): hlm. 25.

Yulipriyanto, Hieronymus. (2010). Biologi Tanah dan Strategi pengelolaannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.




DOI: https://doi.org/10.29103/ijevs.v1i5.1928

Article Metrics

 Abstract Views : 344 times
 PDF Downloaded : 104 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Edi Azwar