HUBUNGAN INTERPRETASI WHO (WORLD HEALTH ORGANIZATION) ANTROPOMETRI Z-SCORE DAN INFEKSI KECACINGAN PADA ANAK USIA 36 – 60 BULAN DI KOTA LHOKSEUMAWE
Abstract
Masalah pada anak yang masih menjadi perhatian khusus yaitu masalah status gizi. Penentuan status gizi yang sering digunakan adalah dengan interpretasi WHO antropometri z-score. Selain penentuan status gizi, sangat penting mengetahui infeksi yang dialami oleh anak, salah satunya yaitu infeksi kecacingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan hubungan interpretasi WHO antropometri z-score berdasarkan Berat Badan (BB) menurut usia dan infeksi kecacingan pada anak usia 36 – 60 bulan di Posyandu Pusong Kota Lhokseumawe. Penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah anak di Gampong Pusong yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Interpretasi menggunakan software WHO Anthro serta infeksi kecacingan dilakukan dengan pemeriksaan feses dengan teknik direct thin smear feces menggunakan mikroskop. Data dianalisis secara secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapatkan anak usia 36-47 bulan sebanyak 44,7% serta usia 48 – 60 bulan sebesar 55.3%; 57,9% adalah perempuan, dengan rata – rata berat badan adalah 14±2.07 kg dan rata – rata tinggi badan adalah 92±6,71 cm. Interpretasi WHO antropometri z-score berdasarkan BB menurut usia diperoleh sebesar 60,5% dengan status gizi baik, 39,5% dengan status gizi kurang, serta tidak ditemukan gizi lebih dan gizi buruk. Sebanyak 26,3% positif mengalami infeksi kecacingan dengan 80% mengalami infeksi oleh cacing Ascaris lumbricoides serta 20% mengalami infeksi oleh cacing Ascaris lumbricoides + Trichuris trichiura. Hasil analisis bivariat didapatkan tidak terdapat hubungan antara interpretasi WHO antropometri z score berdasarkan BB menurut usia dengan infeksi kecacingan pada anak usia 36 – 60 bulan di Posyandu Gampong Pusong Kota Lhokseumawe.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
REFERENSI
The Friesland Campina Institute. Nutritional status of children aged 0.5 to 12 years in Indonesia, Malaysia, Thailand and Vietnam: South East Asia Nutrition Survey (SEANUTS) results. [Internet]. 2019. Available from: https://www.frieslandcampinainstitute.asia/health/child-nutrition/nutritional-status-children-aged-0-5-12-years-indonesia-malaysia-thailand-vietnam-south-east-asia-nutrition-survey-seanuts-results/
Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik. Rekomendasi asuhan nutrisi pediatrik. Dalam: Sjarif DR, Nasar SS, Devaera Y, Tanjung C, penyunting. Buku asuhan nutrisi pediatrik. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2011. h.1-13.
Kementrian Kesehatan RI .Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1995/MEKES/SK/XII/210 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta. 2010.
Mardiana, Djarismawati. 2008. Prevalensi cacing usus pada murid SD wajib belajar pelayanan gerakan terpadu pengentasan kemiskinan daerah kumuh di wilayah DKI Jakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan, 7(2): 769-774.
Waris, Lukman dan Nita, Rahayu. 2009. Distribusi Parasit Pencernaan Di Sekolah Dasar Negeri Miawa Kecamatan Piani Kabupaten Tapin Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008. Loka Litbang P2B2 Tanah Bumbu.
Andaruni, A., Sari, F., Bangun, S., 2012. Gambaran Faktor Penyebab Infeksi Cacingan pada Anak di SDN 01 Pasirlangu Cisarua. Fakultas Ilmu Keperawatan UNPAD, Bandung.
Pullan, RL., Smith, JL., Jasrasaria R., Brooker SJ. 2014. Global number of infection and disease burder of soil transmitted helminth infection in 2010. Parasit Vectors. 7(37): pp1-19.
Ahmed A, Al-Mekhlafi HM, Al-Adhroey AH, Ithoi I, Abdulsalam AM, Surin J. The Nutritional Impacts of Soil-Transmitted Helminths Infections Among Orang Asli Schoolchildren in Rural Malaysia. Parasites & Vector 2012; 5:119-27.
WHO. 2010. Soil-transmitted helminths, Official Website WHO. [cited 2018 July 5]. Available from: URL:https://www.who.int/intestinal_worms/en/
Chadijah, S., Sumolang, PPF., Veridiana, NN., 2014. Hubungan Pengetahuan, Perilaku dan Sanitasi Lingkungan dengan Angka Kejadian Kecacingan pada anak sekolah dasar di Kota Palu. Media Litbangkes.24(1):50-56.
Depkes RI. 2006. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 24/MENKES/SK/VI Tentang Pedoman Pengendalian Cacingan. Jakarta: Depkes RI.
Yudhastuti, R., Lusno, M.R. 2012 Kebersihan Diri dan Sanitasi Rumah pada Anak Balita dengan Kecacingan. Kesmas National Public Health Journal, 6 (4): 173-178.
WHO. 2010. Infant mortality. World Health Organization.
Safar R. 2010. Parasitologi kedokteran protozoologi, helmintologi, entomologi. Bandung: Yrama Widya.
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.
WHO. 2012. Soil-transmitted helminthiases: eliminating soil-transmitted helminthiases as a public health problem in children : progress report 2001-2010 and strategic plan 2011-2020. Geneva : World Health Organization.
Walana, W. et al. Prevalence of hookworm infection: A retrospective study in Kumasi, Ghana. Science Journal of Public Health. 2014; 2(3): 196-9.
DOI: https://doi.org/10.29103/averrous.v6i2.3325
Article Metrics
Abstract Views : 3207 timesPDF Downloaded : 12 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Mardiati Mardiati, Fury Maulina, Muhammad Sayuti
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Print ISSN | : |
2477-5231 |
Online ISSN |
: |
2502-8715 |
Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh
Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh, Jl. Meunasah, Uteunkot Cunda, Lhokseumawe, 24351, Provinsi Aceh, Tel/fax : 081376575984, Email: averrous@unimal.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.