HUBUNGAN SIKAP MASYARAKAT DENGAN KEPATUHAN PENGOBATAN MASSAL FILARIASIS DI KECAMATAN BAKTIYA ACEH UTARA
Abstract
Filariasis masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Aceh Utara dan angka kejadian tertinggi tingkat propinsi Aceh. Kecamatan Baktiya paling tinggi angka kejadian di Aceh utara. Filariasis merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filarial, yang menimbukan pembengkakan pada tangan, kaki dan genital.Salah satu strategi pemberantasan filariasis yang dilakukan dengan memutuskan mata rantai penularan dengan Pemberian Obat Masal Pencegahan (POMP) filariasis. Keberhasilan pengobatan sangat tergantung dari sikap masyarakat menyingkapi pengobatan ini. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan sikap Masyarakat dengan kepatuhan pengobatan massal filariasis di Kecamatan Baktiya Aceh Utara. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 256 sample dan analisis data menggunkan uji Chi-Square dan Uji Kolmogorov Smirnov sebagai alternatif lain untuk pemenuhan syarat. Didapatkan hasil responden dengan rentang umur terbanyak yaitu berada pada usia 17-25 yaitu 43,4 %. Distribusi jenis kelamin responden terbanyak adalah jenis kelamin laki-laki yaitu 52,3 %. Distribusi pendidikan terakhir responden terbanyak adalah tamat SMA/MA/SMK yaitu 52,3 %. Distribusi pekerjaan responden terbanyak adalah IRT yaitu sebanyak 20,3 %. Gambaran tingkat sikap masyarakat tentang filariasis ada pada tingkatan kurang yaitu sebanyak 55,9 %, dan hanya 2,7 % yang memiliki tingkat sikap baik tentang filariasis sedangkan kepatuhan pengobatan massal filariasis didapatkan hanya 2,7 % yang diketahui patuh dalam mengkonsumsi obat filariasis, sedangkan 97,3 % diketahui tidak patuh. Kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat sikap masyarakat dengan kepatuhan pengobatan Massal Filariasis pada masyarakat di Kecamatan Baktiya, Aceh Utara Periode 2015-2018.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia Nomor 94 tahun 2014, tentang Penanggulangan Filariasis. 2014; pp. 1–118.
A. Arsunan. Epidemiologi Filariasis di Indonesia. Makassar: Masagena Press. 2016.
Meliyanie,G & Andiarsa,D. Program Eliminasi Lymphatic Filariasis di Indonesia. 2017.
Serambinews.com. Bupati Canangkan Aceh Utara Bebas Kaki Gajah pada 2020, http://aceh.tribunnews.com/2016/10/18/bupati-canangkan-aceh-utara-bebas-kaki-gajah-pada-2020.
Yulidar. Laporan Hasil Penelitian Evaluasi Status Endemisitas Filariasis Pada Beberapa Kabupaten Di Provinsi Aceh Dengan Pemeriksaan Mikroskopis , Brugia Test dan ICT. Banda Aceh. 2016.
Azwar. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, ed. 2, Pusaka Pelajar, Yogyakarta. 2011.
Wahyono,Tri YM. (2010). Buletin Jendela Epidemiologi: Analisis Epidemiologi Deskriptif Filariasis di Indonesia. Vol 1.p.9.
Parasitologi Kedokteran. Parasitologi Kedokteran : Ditinjau Dari Organ Tubuh Yang di Serang. 1st edn. Jakarta: EGC. 2009; hal. 127-132.
T.Pohan.Herdiman. Ilmu Penyakit Dalam. (S. Setiati, Ed.) (2nd ed.). Jakarta Pusat: InternaPublishing. 2015.
Dasar Parasitologi Klinik. Dasar Parasitologi Klinik. Jakarta: Badan Penerbit FK UI. 2011; hal. 152-155.
Widoyono. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasannya. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2011.
Elytha, F. Studi Literatur : Transmission Assessment Survey Sebagai Salah Satu Langkah Penentuan Eliminasi Filariasis. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. 2014.
Departemen Kesehatan RI. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta. 2014.
Departemen Kesehatan RI. Situasi Filariasis di Indonesia tahun 2015. https://doi.org/ISSN .2016; 2442-7659.
Notoatmodjo, S. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni, Rineka cipta, Jakarta. 2007.
Bart, S., Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Grasindo. 2004,pp. 131
Niven, Psikologi Kesehatan Pengantar untuk Perawat dan Profesional Kesehatan Lain. Alih Bahasa Agung Waluyo; Editor : Monica Ester. Edisi 2.Jakarta : EGC. 2002.
Putri, Y.R., Adriani, Kepatuhan pasien ODHA meminum obat dengan keberhasilan terapi antiretroviral (ARV). STIKes Fort De Kock, Bukittinggi. 2016
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, Data Kasus Filariasis di Kecamatan Baktiya, Aceh Utara tahun 2017.
Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2010. hal.58-59.
Suherni,. Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Perilaku Minum Obat Filariasis Pada Kegiatan Pengobatan Massal Filariasis di Kabupaten Subang Jawa Barat tahun 2007. Skripsi Progam Sarjana Kesehatan Masyarakat FKM UI Depok. 2007.
Bahtiar. S,. Perilaku Minum Obat Anti Filariasis Di Kelurahan Rawa Mambok. Jurnal Kesehatan Stikes Kapuas Raya Sintang.2017.
Amnur,RS,. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Praktek Minum Obat Dalam Program(POMP) Filariasis pada Masyarakat Desa Sebakung Jaya RT.10 Kabupaten Penajam Paser Utara. 2018.
Rusmanto,. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kepatuhan Minum Obat Anti Filaria di RW II Kelurahan Pondok Aren ,. 2013.
Puji AE et al,. Analisis Perilaku Masyarakat Terhadap Kepatuhan Minum Obat Filariasis Di Tiga Desa Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung Tahun 2013.
Meliyanie,G & Andiarsa,D,. Program Eliminasi Lymphatic Filariasis di Indonesia,. 2017.
DOI: https://doi.org/10.29103/averrous.v6i1.2660
Article Metrics
Abstract Views : 424 timesPDF Downloaded : 13 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Yuziani Yuziani, Mulyati Sri Rahayu
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Print ISSN | : |
2477-5231 |
Online ISSN |
: |
2502-8715 |
Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh
Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh, Jl. Meunasah, Uteunkot Cunda, Lhokseumawe, 24351, Provinsi Aceh, Tel/fax : 081376575984, Email: averrous@unimal.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.