EKSTRAKSI RESIN DARI BUAH JERNANG (DRAGON BLOOD) METODE UNDER KRITIS PELARUT UNTUK PENINGKATAN KUALITAS MUTU RESIN JERNANG SESUAI SNI 1671:2010

Saifuddin Saifuddin, Nahar Nahar, Indra Mawardi

Abstract


Resin jernang (dragon blood) merupakan getah termahal di dunia. Resin tersebut diperoleh dari  buah jernang yang tumbuh hanya di pulau Sumatra dan kalimatan. Resin jernang sangat diminati oleh Negara Cina, Hongkong, dan Singapura, karena mengandung senyawa dracohordin yang berpotensi sebagai bahan obat secara biologis dan aktivitas farmakologis seperti antimikroba, antivirus, antitumor, dan aktivitas sitotoksik. Proses ekstraksi resin jernang dari buah jernang secara konvensional secara basah dengan metode maserasi merupakan salah satu cara pengolahan buah jernang yang dilakukan oleh masyarakat pengolah jernang di Kabupaten Bireuen Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Namun masih ada kendala yang cukup signifikan yaitu.mutu rendemen yang diperoleh lebih rendah dibandingkan dengan rendemen resin jernang .dari.teknologi Inovasi yang dilakukan oleh Bambang, dengan proses ekstraksi maserasi menggunakan pelarut metanol menghasilkan rendemen yang lebih tinggi dari pada proses ekstraksi metode maserasi yang dilakukan oleh kelompok pengolah jernang di Kabupaten Bireuen, akan tetapi penggunaan metanol sebagai pelarut akan menaikkan biaya produksi karena harganya relatif lebih mahal dan tidak ramah lingkungan. Penelitian ini melakukan proses ekstraksi dua tahap yaitu metode  maserasi .dan metode under kritis pelarut dengan  menggunakan pelarut air, karena harganya murah, jumlah melimpah dan ramah lingkungan. Hasil  penelitian diperoleh mutu resin jernang yang lebih baik dari resin jernang yang diperoleh kelompok pengolah jernang di kabupaten Bireuen. Dengan metode  maserasi didapatkan kelas mutu resin jernang kelas A berdasarkan  spesifikasi persyaratan mutu jernang (SNI 1671:2010)  dengan kadar.resin(b/b) 73%,  Kadar air(b/b) 6,8%,  Kadar abu(b/b) 7%,   kadar pengotor(b/b) 32%, titik leleh 88oC dan bewarna merah. Sedangkan  perlakuan dua tahap diperoleh kelas mutu antara kelas A dan Mutu super dengan.kadar.resin(b/b).86%, Kadar air(b/b) 6,5%, Kadar abu(b/b) 2,8%, kadar pengotor(b/b) 9%, titik leleh 88oC dan bewarna merah tua.

Keywords


ekstraksi; under kritis; jernang; SNI

Full Text:

PDF

References


Anonim. 2010. Getah jernang. SNI 1671:2010. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.

Bambang W, 2010. Dragon’s blood extraction at various seed maturity levels and their physico-chemical properties (RPI–5), Funded under the Rattan Research Grant Program of the ITTO-Philippines-ASEAN Rattan Project (PD 334/05 Rev.2 (I).

Coppen, J.J.W. 1995. Gum, resins, and latexes of plant origin. Non Wood Forest Products. No.6. FAO,Roma.

Gupta, D.; B. Bleakley and R. K. Gupta. 2008. Dragon's blood : Botany,

chemestry and t h e r a p e u t i c u s e s. Jou r n a l o f Ethnopharmacology, 115(3): 361-380.

Grieve M. 2006. Dragon’s Blood [Internet]. [diunduh 2014 Jan 21]. Tersedia pada: http//www.botanical.com/botanical/mgmh/d/dragon20.html.

Rao,G.S.R.; M.A. Gehart; R.T. Lee; L.A. Mitscher and S. Drake. 1982. Antimicrobial agents from higher plants: Dragon's blood resin. Journal of Natural Products 45:646-648.

Risna, R. A. 2006. Dragon's blood tumbuhan obat yang menjanjikan dari Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Warta Kebun Raya, Pusat Konservasi 6.No. 1 : 45 – 49

Shi, J.; R. Hu; Y. Lu; C. Sun and T. Wu. 2009.

Rondao RJBL. 2012. Dragon’s blood [disertasi]. Coimbra (PT): University of Coimbra.

Rustiami H, Setyowati FM, Kartawinata K. 2004. Taxonomy and uses of Daemonorops draco (Willd.). J Trop Ethnobiol. 1(2):65-75.8

Saifuddin dkk. / Jurnal Teknologi Kimia Unimal 6 : 1 (Mei 2017) 1–9 Soemarna Y. 2009. Ekologi dan teknik perkecambahan dan pembibitan rotan jernang pulut (Daemonorops draco (Willd.) Blume). JPHH.6(1):3-39.

Sumadiwangsa, 1973; Sumadiwangsa 2000 dan Coppen 1995 dalam Waluyo,2008).

Sumarna,y.,2005 China Butuh 400 ton jerenang rotan dari Indonesia.www.kapanlagi.com. Diakses pada tanggal 6 Desember 2014.

Shi, J.; R. Hu; Y. Lu; C. Sun and T. Wu. 2009. Single-step purification of

dracorhodin from dragon's blood resin of using high-speed counter-current chromatography combined with pH modulation. J.Sep.Sci. 32:4040-4047.

Purwanto Y, Polosakan Y, Susiarti S, Walujo EB. 2005. Ekstraktivisme

jernang (Daemonorops spp.) dan kemungkinan pengembangannya: studi kasus di Jambi, Sumatra, Indonesia. Laporan Teknik Bidang Botani Puslitbang LIPI. Bogor (ID): LIPI.

Toriq, U. 2013. Senyawa Kimia Penciri Jernang untuk Pembaruan Parameter Standar Nasional Indonesia. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. (Skripsi).

Winarni I, Waluyo TK, Hastoeti P. 2005. Sekilas tentang jernang sebagai

komoditi yang layak dikembangkan. Di dalam: Penguatan Industri Kehutanan Melalui Peningkatan Efisiensi, Mutu, dan Diversifikasi Produk Hasil Hutan. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Litbang Hasil Hutan. Bogor, 14 Desember 2004. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. hlm 173-177.




DOI: https://doi.org/10.29103/jtku.v6i1.464

Article Metrics

 Abstract Views : 3322 times
 PDF Downloaded : 85 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Saifuddin Saifuddin, Nahar Nahar, Indra Mawardi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

E-ISSN:2580-5436
P-ISSN: 2303-3991

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Flag Counter
View My Stats