PENGARUH WAKTU DAN KUAT ARUS PADA PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR BERSIH DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI
Abstract
Air payau biasa terjadi akibat intrusi air asin ke air tanah. Hal ini karena degradasi lingkungan. Air payau yang mengandung pencemaran logam tingkat tinggi seperti Fe, Cl, Mn, Zn, dll. Air payau juga biasanya memiliki kadar TDS (Total Dissolved Solid), total kesadahan yang tinggi dan nilai pH air payau bersifat asam. Oleh karena itu, air payau harus diolah terlebih dahulu agar layak untuk digunakan sebagai air tawar. Instalasi pengolahan air payau dijalankan berdasarkan elektrokoagulasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menkaji pengaruh waktu dan kuat arus terhadap menetralkan pH, dan menurunkan kadar TDS, total kesadahan dan Mn pada air payau. Parameter yang diuji meliputi pH, TDS, total kesadahan dan Mn menggunakan AAS. Proses elektrokoagulasi menggunakan daya listrik yang mengalir searah dengan elektroda. Reaktor elektrokoagulasi dipasangkan dengan kabel yang dihubungkan ke catu daya kemudian dihubungkan ke arus listrik dengan variasi waktu (20, 50, 80 dan 110 menit) dan variasi arus (1,2 ; 1,6 ; 2 ; 2,2 ; dan 2,6A). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kondisi terbaik penurunan TDS pada waktu 110 menit dan kuat arus 2,2 A yaitu 940 mg/l, total kesadahan pada waktu 110 menit dan kuat arus 1,6 A yaitu 480 mg/l, dan nilai pH yang terbaik pada waktu 80 menit dan 110 menit dengan kuat arus 0,8 A yaitu 7. Terjadi penurunan pada konsentrasi Mn pada waktu 110 menit dan kuat arus 1,6 A yaitu 0.0124 mg/l dan perubahan warna setelah elektrokoagulasi.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alperdo, Jhon. 2019. Pengaruh Kuat Arus dan Laju Alir pada Pengolahan Air Payau menjadi Air Bersih dengan Metode Elektrokoagulasi menggunakan Reaktor Listrik Kontinyu. Fakultas Teknik. Universitas Riau
Alwasyah, Febri. 2019. Pengaruh Laju Alir dan Kuat Arus pada Pengolahan Limbah Cair Industri Pelapisan Logam dengan Proses Elektrokoagulasi secara Kontinu. Universitas Riau
Charlena. 2014. Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) dan Cadnium (Cd) pada Sayur-sayuran. Tesis program Magister Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Destrina, Zefrina. 2015. Prototype Alat Pengolahan Air Laut Menjadi Air Minum (Pengaruh Variasi Koagulan Dan Packing Filter Terhadap Kualitas Air Dengan Analisa TDS, DO, Salinitas, Dan Kandungan Logam Mg2+ Dan Ca2+ ). Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.
Djajadiningrat, S. 2014. Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan (Eco Industrial Park). Rekayasa Sains, Bandung.
Effendi, H. 2013. Telaah kualitas air. Kanisius, Yogyakarta.
Fitria, D. 2017. Penurunan Warna dan Zat Organik Air Gambut dengan Cara Two Staged Coagulation. Digital Library ITB, Bandung.
Hanum, F. 2015. Aplikasi Elektrokoagulasi Dalam Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol 4, No 4.
Holt, P. K., Barton, G.W., Wark, M., Mitchell, C.A. 2010. A quantitative comparison between chemical dosing and electrocoagulation. Colloids Surf, A 211: 233–248.
Kashefi, M. 2014. Efficiency Evaluation Of Electrocoagulation Process For Removal of Chromium From Municipal and Industrial Water. Indian J.Sci. Res. (7) 1258-1268.
Kurniasih, R. F., Gunawan , R., Panggabean A.S. 2016. Aplikasi Metode Elektrokoagulasi Terhadap Penurunan Logam Fe dan Mn, Kekeruhan Serta Warna Pada Pengolahan Air Gambut Secara Batch. Jurnal Atomik, 1(1)
Mollah, M. Y. A, Robert, S., & Jose, R.P. 2009. Fundamental Present and Future perspectives of Elektrocoagulation. Journal of Hazardous Material, B114 pp: 199-21.
Nasution M A. 2011 Electrocoagulation of Palm Oil Mill Effluent as Wastewater Treatment and Hidrogen Production Using Electrode Aluminium. J. Environ, Qual.vol 49 1332-9
Ngatin, A. 2010. Pengaruh konsentrasi asam sulfat terhadap effisiensi arus dan pewarnaan pada proses anodisasi aluminium.Politeknik Bandung.
Nurhasni. 2012. Penyerapan Ion Aluminium dan Besi dalam Larutan Sodium Silikat Menggunakan Karbon aktif. Program Studi Kimia FST UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Pangesti, Ana. 2013. Ekosistem Air Payau dan Permasalahannya. Diakses 24 Februari 2016.
Prabowo, A. dan H. B. Gagah. 2012. Pengolahan limbah cair yang mengandung minyak dengan proses elektrokoagulasi dengan elektroda besi. Jurnal teknologi kimia dan industri, Vol 1, No 1: 352-355.
Saputra, E. dan H. Farida. 2016. Pengaruh jarak antara elektroda pada reactor elektrokoagulasi terhadap pengolahan effluent limbah cair pabrik kelapa sawit. JurnalTeknik Kimia USU, Vol 5: 4.
Siringgo-ringgo, E. 2012. Penggunaan Metode Elektrokoagulasi Pada Pengolahan Limbah Industri Penyamakan Kulit Menggunakan Alumunium Sebagai Sacrificial Elektrode. Jurnal Sains dan Teknologi Kimia.
Surdia, T. 2013. Teknik Pengocoran Logam. Cetakan Ke-6 PT. Pradnya Paramitha. Jakarta
Suripin. 2012. Pelestarian SumberDaya Tanah dan Air. Andi. Yogyakarta
Tarigan, M.S., & Edward. (2013). Kandungan total zat padat tersuspensi di perairan raha, sulawesi tenggara. Jurnal Makara, 7 (3), 2013
Wiyanto, E., Budi, H., Amelia, A., Rudy, P., Julita., & Mario,S.K. 2014. Penerapan elektrokoagulasi dalam proses penjernihan limbah cair. Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Trisakti, Vol 12, No 1: 19 – 36.
Wulandari, A. 2009. Penanganan Hasil Perairan di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor: Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Hal.
Yonna, Y., Shinta, E., & Ivnaini, A. 2017. Metode Elektrokoagulasi untuk Mengolah Limbah Cair Batik di Unit Kegiatan Masyarakat Rumah Batik Andalan PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).
DOI: https://doi.org/10.29103/jtku.v10i1.4184
Article Metrics
Abstract Views : 3188 timesPDF Downloaded : 25 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Masrullita Masrullita, Lukman Hakim, Rizka Nurlaila, Nur Azila
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
E-ISSN:2580-5436 |
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. |