KETENANGAN PIKIRAN DAN KEDAMAIAN UNTUK KOMUNITAS LOKAL STUDI KASUS OPEN PUBLIC SPACE DI MEDAN, SUMATERA UTARA
Abstract
Kestabilan dan ketentraman masyarakat hanya tercapai bila ada pemahaman yang sama dalam norma tertentu. Kedamaian di ruang publik sangat penting untuk kelangsungan hidup bermasyarakat. Ruang publik seperti jalan, alun-alun, dan taman menciptakan bentuk yang sejalan dengan pasang surutnya pertukaran manusia. Vitalitas ruang terbuka publik ditandai dengan frekuensi penggunaan. Penggunaan di kota baik primer maupun sekunder terkait dengan aktivitas utama jaringan perkotaan yang membentuk tulang punggung pusat kota. Ruang terbuka publik merupakan bagian dari struktur perkotaan yang menjadi inti dari elemen-elemen dalam kota. Umumnya ruang publik sulit untuk dipahami tanpa dimensi sosial yang membantu memberikan konteks dan hubungan yang paling baik dipahami sebagai proses dua arah yang berkelanjutan sesuai dengan tuntutan masyarakat. Makalah ini mencoba mengkaji hubungan kegiatan ruang terbuka publik di Medan yang menjadi tempat rekreasi umum bagi penduduk perkotaan yang berpenghasilan rendah, dengan menggali keunikan gerakan sosial masyarakat di ruang publik seperti yang disebut oleh urban designer berupa “street ballet”. Aktivitas di jalanan aman saat jalanan digunakan oleh masyarakat. Namun, orang-orang di jalanan adalah orang asing. Menurut teori urban design, jalan yang digunakan adalah jalan yang aman dan terbentuk dari jalinan interaksi aktivitas yang menyatu dengan arus aktivitas lain yang berkelanjutan. Kota itu sendiri sangat kompleks; Namun, kerumitan menciptakan tatanan yang diatur oleh orang asing. Keamanan di jalanan dan ruang publik adalah “ketenangan pikiran” para pengunjung dan ini akan membawa kota menjadi aman dan dikunjungi.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
J. Jacobs, The Death and Life of Great American Cities. New York: Random House, 1961.
O. Newman, Defensible Space; Crime Prevention Through Urban Design. New York: Macmillan, 1972.
A. Coleman, Utopia on Trial Vision and Reality in Planned Housing. London: Hilary Shipman, 1985.
S. E. Merry, “Defensible Space Undefended: Social Factors in Crime Control Through Environmental Design,” Urban Aff. Q., vol. 16, no. 4, pp. 397–422, 1981, doi: https://doi.org/10.1177/107808748101600401.
J. H. Schweitzer, J. W. Kim, and J. R. Mackin, “The Impact of the Built Environment on Crime and Fear of Crime in Urban Neighborhoods,” J. Urban Technol., vol. 6, no. 3, pp. 59–73, 1999, doi: https://doi.org/10.1080/10630739983588.
S. Carr, M. Francis, L. G. Rivlin, and A. M. Stone, Public Space. Cambridge: Cambridge University Press, 1992.
E. E. Lozano, Community Design and the Culture of Cities. Cambridge: Cambridge University Press, 1990.
I. Bently, A. Alcock, P. Murrain, S. McGlynn, and G. Smith, Responsive Environment: A manual for designers. London: Architectural Press, 1985.
D. K. Shehayeb and Y. Y. Eid, “Neighbourhood Design and Community Building: A model of social interaction.,” in Proceedings of the First HBNRC & IAPS-CSBE Network Joint Symposium, 2007, pp. 131–144.
M. Carmona, S. Tiesdell, T. Health, and T. Oc, Public Places, Urban Spaces: The dimensions of urban design. Oxford: Architectural Press, 2003.
DOI: https://doi.org/10.29103/arj.v8i1.3816
Article Metrics
Abstract Views : 363 timesPDF (Bahasa Indonesia) Downloaded : 35 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Cut Azmah Fithri, Hendra A, Erna Muliana, Soraya Masthura Hassan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by:
Architecture Program
Universitas Malikussaleh