Post Tsunami: Marine Protected Areas (MPA) Zonation Structure of Pulo Aceh, Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan kawasan perlindungan laut (Marine Protected Areas/MPA) di Pulo Aceh, Indonesia, dengan menggunakan input dari analisis Sistem Informasi Geografis. Langkah-langkah pengelolaan adalah diperlukan untuk memastikan bahwa sumber daya laut dapat hidup dan ekosistem dapat dilestarikan. Fokus penelitian ini adalah untuk menunjuk daerah-daerah tertentu sebagai daerah perlindungan laut (DPL). Pulo Aceh meliputi 24,961.9 hektar yang terdiri dari habitat daratan dan habitat lautan yang terpilih sebagai kawasan MPA. Zonasi di kawasan konservasi laut didasarkan pada data ekologi dan data ekologi konservasi, sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat. Zona utama yang telah ditetapkan dan dipetakan dalam kawasan konservasi, yaitu zona inti (94,14 ha atau 0,38 %), zona pemanfaatan (15,144.86 ha atau 60,67 %) dan zona penyangga (1,038.77 ha atau 4,16 %). Zona inti sangat dilarang dari kegiatan pengambilan hasil laut, pariwisata dan ekonomi, sementara kegiatan penelitian dan konservasi dapat diperbolehkan. Zona pemanfaatan dibagi menjadi area untuk pariwisata, penggunaan tradisional, penggunaan pelagis, penelitian dan pelatihan. Akomodasi permanen untuk kegiatan pariwisata atau pengambilan sumber daya alam diperbolehkan melalui pelaksanaan proses penilaian dampak lingkungan terlebih dahulu. Kegiatan di zona penyangga adalah sangat terbatas dan dikendalikan sepenuhnya hanya untuk kegiatan pengambilan hasil laut.
Full Text:
PDFReferences
Barus B., & U.S Wiradisastra. (1996). Sistem Informasi Geografis, Laboratorium Penginderaan Jauh, jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor, 120 pp.
[BRR] Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD Nias. (2007). Perumusan rencana pengelolaan Marine Protected Areas (MPA) Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar Nanggroe Aceh Darussalam. Badan Rehabilitasi dan Rekostruksi NAD-Nias. Banda Aceh, 226 pp.
[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. (2005). Laporan tim departemen kelautan perikanan terkait dengan inventarisasi dan tugas kemanusiaan bencana alam gempa dan gelombang tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara. Jakarta, 176 pp.
[FAO] Food and Agriculture Organization. (1987). Marine Resources Mapping : an introductory manual. FAO fisheries technical paper. Rome, 104 pp.
Jaya, I. N. S. (2002). Aplikasi sistem informasi geografis untuk kehutanan, Penerbit Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, 165 pp.
Munthadar, M. (2008). Kajian rehabilitasi sumberdaya dan pengembangan kawasan pesisir pasca tsunami di kecamatan Pulo Aceh kabupaten Aceh Besar. Thesis. Institut Pertanian Bogor, 145 pp.
Prabowo, D., A.T Nugroho, J. Palap., & H. Ardiansyah. (1999). Modul pengenalan GIS, GPS & Remote Sensing. Penerbit Forest Watch Indonesia – Departement GIS. Jakarta. 135 pp.
Prahasta, E. (2009). SIG : Sistem Informasi Geografis Konsep Konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika). Edisi revisi. Bandung: Penerbit CV. Informatika, 818 pp
DOI: https://doi.org/10.29103/agrium.v10i2.500
Article Metrics
Abstract Views : 1093 timesPDF Downloaded : 183 times
Refbacks
Copyright (c) 2018 Muhammad Rusdi, Munawar Khalil, zulfikar Zulfikar
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Agrium
ISSN 1829-9288 (Print)
ISSN 2655-1837 (Online)
Published by Faculty of Agriculture, Universitas Malikussaleh
Website : http://ojs.unimal.ac.id/index.php/agrium
E-mail : agrium@unimal.ac.id
Jurnal Agrium is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
(c) Author 2018 all rights reserved