Pengaruh pemberian kascing (bekas cacing) dengan dosis yang berbeda dalam kultur Skeletonema costatum
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis kascing yang baik pada Kultur sel Skeletonema costatum untuk menghasilkan kepadatan sel Skeletonema costatum yang optimal. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 - 25 Desember 2013. Di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Ujoeng Batee, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperiment dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini adalah perlakuan A (0,4 gram/liter), perlakuan B (0,6 gram/liter), perlakuan C (0,8 gram/liter), dan perlakuan D (kontrol). Hasil penelitian menunjukkan kepadatan sel terbaik terdapat pada perlakuan C (kepadatan 4,946.667 sel/l), diikuti oleh perlakuan B (kepadatan sel 4.386,67 x 103 sel/ml) dan perlakuan A (kepadatan sel 3.746,67 x 103 sel/ml) dan yang terendah terdapat pada perlakuan D (kepadatan sel rata-rata 1.653,33 x 103 sel/ml). Adapun kepadatan sel awal inokula sebanyak 20 x 104 sel/l dengan masa kultur 2 hari dan mencapai fase puncak pada jam 07.45 dan 15.45, sedangkan pada jam 17.45 mengalami penurunan. Berdasarkan hasil ANOVA (uji F) didapat puncak populasi sel Skeletonema costatum berpengaruh nyata dengan F hitung (6.83) < F Tabel0.01 (7.59) dengan penambahan kascing dengan dosis yang berbeda. Hasil pengukuran kualitas air sel ama penelitian berlangsung diketahui kisaran rata-rata kualitas air sel ama penelitian berlangsung masih dalam kisaran yang memadai dan memenuhi persyaratan pemeliharaan sel Skeletonema costatum. Adapun kisaran parameter kualitas air yang didapatkan adalah DO 7,3-7,4 ppm, salinitas 27-30 ppt, dan suhu 27,3-30 oC.
This study was aimed to determine good doses of vermicompostin on Skeletonema costatum culture for yielding optimal Skeletonema costatum cell density. This study was conducted on December 11st to 25th 2013 at BBAP Ujoeng Batee, Aceh Besar, Aceh Province. Research design used was completely randomized design (CRD) non-factorial which consisted of 4 treatments and 3 replications. The treatments were categorized as A (0,4 grams/liter), B (0,6 grams/liter), C (0,8 grams/liter), and D (control). The results showed that the best cell density was found at the treatment C with cell density 4.946, 67x 103 cells/ml. Then it was followed by treatment B (cell density 4.386,67 x 103 cells/ml) and treatment A (cell density 3.746,67x 103 cells/ml). The lowest one was gained at treatment D (cell density 1.653,33 x 103 cells/ml). The peaks of population were found at time 07.45 and 15.45 while it decreased at time 17.45 during 2 days of cultivation. According to F value of Anova, Skeletonema costatum population was not influenced by different vermicompostin doses inwhere F calculated(6.83) < F Tabel0.01 (7.59). Water quality during the study was in required condition for maintaining Skeletonema costatum cells. The range of water quality parameters were DO 7.3-7.4 ppm, salinity 27-30 ppt and temperature 27.3-30 0C.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Cahyaningsih, S., Achmad, N., Sugeng, J.P., 2006. Kultur Murni Phythoplankton. Departemen Kelautan dan Perikanan Budidaya Balai Budidaya Air Payau Situbondo.
Cahyaningsih, H.S., 2006. Pedoman Pembenihan Udang Penaeid. Direktorat Jenderal Departemen Pertanian, Jepara.
Dwidjosaputro, D., 1986. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Erlina, A., W. Hastuti, 1986. Kultur plankton. Ditjenkan-IDRC. Jakarta. Dalam Kaemudin. 2005. Pengelolahan Budidaya Pakan Alami Chaetoceros cerratos di Broodstock Center Vannamei Balai Budidaya Air Payau Sitibondo, Jawa Timur. Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta.
Hairina, 2011. Pemberian Mikroalga Yang Berbeda Terhadap Pertambahan Panjang Dan Kelangsungan Hidup Pada Kultur Artemiasalina. Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh (tidak dipublikasikan).
Ismantara, 2009. Budidaya Chaetoceros grasilis, Brachionus plicatilis dan Penetasan Cyst Artemia. Jakarta. Diakses Tanggal 20 Februari 2012.
Isnansetyo, A. dan Kurniastuty, 1995. Teknik Kultur Phytoplankton dan Zooplankton, Pakan Alami untuk Pembenihan Organisme Laut. Kanisius, Yogyakarta.
Krishnawati, D., 2003. Pengaruh Pemberian Kascing Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kentang (Solanum tuberosum). KAPPA (2003) Vol. 4, No.1, 9-12 ISSN 1411-4046. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Surabaya, Surabaya.
Martosudarmo dan Wulani. 1990. Petunjuk Pemeliharaan Kultur Pemeliharaan Kultur Murni dan Masal Mikroalga. FAO. 33 Halaman.
Novrizal, 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif.Agro Media Pustaka. Jakarta.
Srigandono, B., 1987. Rancangan Percobaan Experiment Designs. Universitas Diponogoro, Semarang, 68 hal.
DOI: https://doi.org/10.29103/aa.v2i1.346
Article Metrics
Abstract Views : 920 timesPDF Downloaded : 3 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.