RUMUSAN KRITERIA KAWASAN YANG TEPAT SEBAGAI STREET FOOD KORIDOR

T. Eka Panny Hadinata

Abstract


Fenomena street food pada beberapa koridor jalan yang ada di Kota Banda Aceh saat ini menjadi polemik bagi masyarakat dan pemerintah, ada yang menilai positif dan negatif dari berbagai aspek terutama terkait ekonomi dan kesehatan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dalam konteks perencanaan kota/kawasan terkait keberadaan street food ini. Penelitian ini merupakan tahap awal dari analisis studi kelayakan koridor street food, hasil dari penelitian ini adalah rumusan kriteria dan indikator kawasan yang tepat sebagai street food area. Metode penelitian ini merupakan kajian literatur terkait standar koridor dan kawasan yang ada di sekitar area. Setelah didapat kriteria-kriteria yang menjadi syarat dan standar koridor, maka disesuaikan dengan keberadaan street food pada kawasan. Sehingga ditemukan indikator-indikator yang menjadi acuan dalam menentukan kelayakan koridor sebagai street food area secara umum. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat dua kriteria utama yang menjadi acuan yakni hirarki koridor dan aktivitas pendukung, hirarki koridor terbagi menjadi dua sub kriteria yakni hirarki pergerakan yakni penilaian terhadap pergerakan lalu lintas, lebar jalan, jalur pejalan kaki dan kendaraan dan hirarki visual merupakan penilaian kualitas visual kawasan terkait citra koridor atau kawasan eksisting. Sedangkan kriteria aktivitas pendukung merupakan penilaian subjektif atau perspektif secara langsung dari pengguna dan pemilik bangunan yang ada di sekitar koridor.

 


Keywords


street food, urban koridor, penataan kawasan

References


F. and A. O. (FAO), “No Title.” https://www.fao.org/home/en.

A. Z. Rakhman, “Ensuring food security of indigenous peoples in Latin America by the UN food and agricultural organization (FAO),” Rudn J. Law, vol. 25, no. 4, pp. 855–871, 2021.

A. Sumartono, “Kajian Koridor Pandanaran Sebagai Linkage Kota di Semarang.” PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO, 2002.

M. Yahya, “Kajian Tata Bangunan dan Lingkungan pada Koridor Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Makassar,” Pros. Temu Ilm. IPLBI, 2015.

K. Bishop, “Designing Urban Corridors: Planning Advisory Service Report Number 418,” Am. Plan. Assoc., 1989.

S. Zeb, S. S. Hussain, and A. Javed, “COVID-19 and a way forward for restaurants and street food vendors,” Cogent Bus. Manag., vol. 8, no. 1, p. 1923359, 2021.

L. Hidayati and N. Lina, “ANALISIS KETIDAKAMANAN STREET FOOD DI SEPANJANG JALAN SILIWANGI,” Kesmas Indones., vol. 9, no. 1, pp. 1–11, 2017.

P. K. B. Aceh, “Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Banda Aceh Tahun 2009-2029,” Banda Aceh, 2009

R. Evans et al., “Delivering Quality Places: Urban Design Compendium 2.” English Partnerships and the Housing Corporation. London, UK, 2007.

H. Shirvani, The urban design process. Van Nostrand Reinhold Company, 1985.

“Peraturan Menteri Perhubungan 111 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penetapan Batas Kecepatan,” 2020.




DOI: https://doi.org/10.29103/arj.v9i1.6774

Article Metrics

 Abstract Views : 214 times
 PDF (Bahasa Indonesia) Downloaded : 2 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 T. Eka Panny Hadinata

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.



Indexed in:

Crossref logo  Portal Garuda   Google Scholar      Dimension

Creative Commons LicenseThis work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Published by:
Architecture Program
Universitas Malikussaleh