Ekstraksi Kulit Batang Nangka menggunakan Air untuk Pewarna Alami Tekstil

Syamsul Bahri

Abstract


Abstak

Kulit batang nangka mengandung zat warna yang dapat dijadikan sebagai  sumber bahan pewarna yang dapat di ekstraksi dengan metode ekstraksi padat-cair, dengan menggunakan pelarut  air. Variabel yang digunakan  yaitu temperatur 25˚C, 50˚C, 75˚C dan 100˚C dan waktu ekstraksi yaitu 1, 2, 3 dan 4 jam, ukuran serbuk kulit batang nangka 30 mesh, 40 mesh dan 50 mesh. Perbandingan zat pelarut air adalah 1:10. Untuk membentuk serbuk zat warna, larutan hasil ekstraksi dikeringkan dalam oven pada temperatur 105˚C selama 3 jam. Sedangkan kenaikan waktu ekstraksi tidak mempengaruhi kenaikan endapan zat warna secara signifikan. Kadar zat warna maksimum diperoleh pada kondisi proses suhu ekstraksi 100˚C dan waktu ekstraksi 4 jam yaitu sebesar 1.90 gram. Warna yang dihasilkan coklat muda sampai coklat tua. Intensitas warna  yang paling gelap diperoleh adalah pada temperatur 75˚C pada waktu 3 jam. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur ekstraksi mempengaruhi kenaikan zat warna yang dihasilkan.

Kata kunci : kulit batang nangka, ekstraksi, evaporasi, pencelupan


Full Text:

PDF

References


Arfianti, D., dkk, (2000), Proses pembuatan Serbuk Zat Warna Alami dari Kulit Kayu Nangka Sebagai Bahan Pewarna Tekstil, JurusanTeknik Kimia Fakultas Teknik UNDIP, Semarang.

Emiliana, K., Widhiati, (1999), Potensi Limba Kayu Nangka (Artocarpus Heterophylus) sebagai Bahan Pewarna untuk Kulit, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP), Yogyakarta.

Fessenden, R.J dan Fessenden, (1992), Kimia Organik, Edisi Ketiga Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hadjsudiro R, W., (1972) Resep Pembuatan Soga Akasia, Fakultas Ilmu pasti dan Alam, Uni Gama, Jakarta.

Kirk Othmer, (1979) Encyclopedia of Chemical Technology, Fourth Edition volume 8, John willey dan Son, Inc.

Kern, D.Q., (1965), Proses Heat Transfer, Mc Graw-hill Book-Co, Singapure.

Mc. Cabe, W.L, dan Smith, J.C, (1987), Operasi Teknik Kimia, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta-Indonesia.

Nurhayati, (1997), Pemanfaatan kulit Batang Asakia Auricuformis sebagai zat warna pada pembuatan kain Batik, Universitas Syiah Kuala,Darussalam- Banda aceh.

Rahmat, A. (1995), Pemafaatan Getah Kulit Kayu kuda-kuda Sebagai Bahan Pewarna Batik, Balai penelitian dan Pengembangan Industri, Banda Aceh.

Sudja, W. A., (1978), Proses Pembuatan dan Pewarna Batik di Indonesia PT Karya Nusantara, Bandung.

Susanto, S,.(1980). Seni Kerajinan Batik Indonesi. Balai Penelitian Batik dan Kerajinan. Yogyakarta.

Sastohamidjojo, H,.(1995), Kimia Kayu (Dasar-Dasar), Edisi Kedua, Gadjah Mada University Press




DOI: https://doi.org/10.29103/jtku.v8i2.2683

Article Metrics

 Abstract Views : 2578 times
 PDF Downloaded : 442 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Syamsul Bahri

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

E-ISSN:2580-5436
P-ISSN: 2303-3991

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Flag Counter
View My Stats