Pelatihan Dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna Produksi Pakan Silase Secara Berkelanjutan Dalam Mendukung Usaha Peternakan Sapi Di Desa Blang Gurah Kecamatan Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara
Abstract
Problem utama yang terjadi selama ini adalah produktivitas peternak sapi di Blang Gurah yang belum memuaskan dan tata niaga yang belum baik. Salah satu hal yang melatarbelakanginya adalah terbatasnya ketersediaan pangan. Berdasarkan realitas tersebut, kegiatan pengabdian pengembangan teknologi tepat guna melalui program produksi silase dengan menggunakan bahan baku limbah pertanian penting untuk dilakukan pelatihan dan sosialisasi. Selain itu, sebagai daerah yang masyaraktnya terdampak covid 19, pilihan untuk melakukan produksi silase bukan hanya memudahkan pakan untuk para peternak tradisional, namun juga dapat menjadi terbukanya lapangan kerja baru bagi masyarakat. Program kegiatan ini juga menjadi pengayaan kepada masyarakat bagaimana membangun komitmen dan kesadaran bersama tentang pemanfaatan limbah rumahan dan limbah pertanian yang selama ini terkesan tidak memiliki nilai manfaat. Pengetahuan atas proses pembuatan pakan silase penting diketahui oleh masyarakat Desa Blang Gurah yang melakukan kegiatan beternak khususnya dan masyarakat luas secara umum. Kondisi ini menjadi penting karena beberapa hal: 1) bahan dasar pembuatan pakan (limbah pertanian) mudah didapat di wilayah Balng Gurah karena memang wilayah tersebut berada dalam sistem sosial budaya yang agrikultural; 2) pakan silase dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hewan ternak karena mengandung banyak nutrisi; 3) pembuatan silase mudah dan murah sehingga sangat berpeluang besar dalam meningkatkan kesejahteraan peternak; 4) di wilayah tersebut juga ada penyuluh yang dapat diajak bekerjasama untuk saling sharing pengetahuan terkait hal tersebut; 5) pakan silase dapat disimpan untuk jangka waktu yang lama sehingga ketika musim paceklik pakan datang, sislase dapat menjadi pilihan alternatif dalam pemenuhan pakan ternak; dan 6) menjadi solusi bagi peternak yang tidak memiliki banyak waktu untuk menggembala. Akhirnya, nasib akan berubah sejalan dengan kemauan dan komitmen kita untuk selalu berusaha mengubahnya. Dan salah satu usaha itu adalah mengimplementasikan ilmu yang didapat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
[FAO] Food and Agriculture Organizatiom. 2004. Small scale poulty and health. Village Poulty Consultant. Waimana,New Zealand. Pp:1-5.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), 2019
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2012. Populasi Itik Menurut Provinsi. Direktorat Jendral Peternakan, Padang.
Gustiar, F. Suwignyo, R.A., Suheryanto, Munandar. 2014. Reduksi Gas Metan (CH4) dengan Meningkatan Komposisi Silase dalam Pakan Ternak Sapi. Jurnal Peternakan Sriwijaya
https://money.kompas.com/read/2020/01/30/191000026/tahun-ini indonesia-impor-daging- sapi-lagi
Prasetyo H L, Ketaren P P, Setioko R A, Supayanto A, Juuwarini E, Susanti T, Supiana S. 2010. Panduan budidaya dan usaha ternak itik. Balai penelitian ternak, Ciawi Bogor.
Triana, Indah Norma,Ratnasari, Rr. Ratih Azmijah, Ajik. 2017. Program Penggemukan Ternak Domba Ekor Gemuk Di Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Jurnal Layanan Masyarakat (Journal Of Public Services).
Vranken, Liesbet., Avermaete, Tessa., Petalion, Dimitrios., Mathijs, Erik., 2014, Curbing global meat consumption: Emerging evidence of a second nutrition transition, Environmental Science & Policy 39, 95-106.
DOI: https://doi.org/10.29103/jmm.v1i2.8103
Article Metrics
Abstract Views : 533 timesPDF Downloaded : 249 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 M Nazaruddin, Rizki Yunanda
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
E-ISSN : 2829-6141