Fraktur Os Nasal Terbuka dengan Bakat Keloid
Abstract
Fraktur os nasal adalah setiap retakan atau patah yang terjadi pada bagian tulang di organ hidung. Fraktur os nasal terbuka menyebabkan perubahan tempat dari tulang hidung yang juga disertai laserasi pada kulit atau mukoperiosteum rongga hidung. Insidensi fraktur nasal sangat tinggi dan meningkat seiring bertambahnya usia. Kasus yang dilaporkan pada dewasa sekitar 39-45% sedangkan pada remaja sekitar 45% dan 2-3 kali lebih banyak pada laki-laki. Pasien anak usia 2 tahun datang ke IGD RSU Cut Meutia dibawa oleh orang tuanya dengan keluhan luka robek pada pangkal hidungnya disertai perdarahan aktif setelah terjatuh di kamar mandi dan mengenai sudut lantai 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien dan ibu pasien memiliki riwayat keloid. Pemeriksaan fisik dijumpai luka robek 2x0,5x1 cm, terdapat nyeri tekan, krepitasi, dan perdarahan aktif. Pasien mengeluhkan nyeri pada bagian yang terluka. Pasien dilakukan pemeriksaan foto schedel dan didapatkan kesan fraktur nasal dengan deviasi septum. Pasien diberikan antibiotik dan ATS untuk mencegah infeksi, kemudian direncanakan tindakan debridemen luka dan reduksi fraktur nasal.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. 6th ed. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007.
Alvi S, Patel BC. Nasal Fracture Reduction [Internet]. StatPearls - NCBI Bookshelf. 2022. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538299/
Choirunanda AF, Praharsini I. Profil Gangguan Kualitas Hidup Akibat Keloid Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayan Angkatan 2012-2014. Jurnal Medika Udayan. 2019;8(8).
Chandra AA, Santoso BS. Penatalaksanaan Fraktur Nasal. 2015;8(3):132–48.
Yusmawan W, Haryono A. Serial Kasus Penatalaksanaan Fraktur Os Nasal. Media Medika Muda. 2016;1:209–16.
Osman MH, Shaltout SE-D, Gaber A, Ftohy TE. A Stepwise Approach for the Management of Nasal Bone Fractures. Journal of American Science. 2015;11(12):185–90.
Aprilia Y, Nurmainah, Fajriaty I. Gambaran Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Pasien Bedah Tulang Fraktur Terbuka Ekstremitas Bawah di RSUD Dokter Soedarso Pontianak. 2017;
Ogawa R. The Most Current Algorithms for the Treatment and Prevention of Hypertrophic Scars and Keloids: A 2020 Update of the Algorithms Published 10 Years Ago. Plastic and Reconstructive Surgery. 2022;149(1):79E-94E.
Son D, Harijan A. Overview of Surgical Scar Prevention and Management. Journal of Korean Medical Science. 2014;29(6):751–7.
Téot L, Mustoe TA, Middelkoop E, Gauglitz GG. Textbook on Scar Management: State of the Art Management and Emerging Technologies. Switzerland: Springer; 2021. 62–64 p.
Wang JC, Fort CL, Hom DB. Location Propensity for Keloids in the Head and Neck. Facial Plastic Surgery and Aesthetic Medicine. 2021;23(1):59–64.
AA S. Risk Factors of Keloids: A Mini Review. Austin Journal of Dermatology. 2017;4(2):2–6.
Zhang Y, Tang X, Liu Y, Yang D. Treatment of Keloids in A Child with Surgery Alone: Clinical Application of the LBD Suturing Technique. Chinese Journal of Plastic and Reconstructive Surgery. 2021;3(1):46–50.
Roques C, Téot L. The Use of Corticosteroids to Treat Keloids: A Review. International Journal of Lower Extremity Wounds. 2008;7(3):137–45.
DOI: https://doi.org/10.29103/jkkmm.v2i2.9831
Article Metrics
Abstract Views : 1938 timesPDF Downloaded : 138 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Indra Zachreini, Wina Yunida M Siregar
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
ISSN 2830-6473 (media online)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.