IDENTIFIKASI LANGGAM GAYA ARSITEKTUR TRANSISI/PERALIHAN SERTA KARAKTER VISUAL FASAD PADA ARSITEKTUR PENINGGALAN KOLONIAL DI KECAMATAN BANDA SAKTI KOTA LHOKSEUMAWE
Abstract
Kota Lhokseumawe merupakan kota yang menyimpan berbagai peninggalan-peninggalan bersejarah, tetapi hanya sebagian kecil yang dapat perhatian khusus baik dari Pemerintah Kota Lhokseumawe maupun masyarakat setempat yang berada disekitar kawasan peninggalan Arsitektur Kolonial Belanda. Salah satu peninggalan yang ada di kota ini yaitu peninggalan Kolonial Belanda berupa Hunian/Rumah tinggal, Gedung Pendididkan, Gedung Perkantoran maupun berupa Kompleks Perkuburan. Keberadaan bangunan ini salah satu konsep Arsitektur perencanaan kota Kolonial yang di bangun oleh Hindia Belanda yakni perpaduan model bangunan Belanda dengan teknologi bangunan daerah tropis. Model bangunan berarsitektur Kolonial ini mempunyai kekhasan bentuk bangunan terutama pada fasade bangunannya. Peninggalan bangunan Kolonial ini berubah Gaya dan Karakter Visualnya dari masa ke masa. Penelitian tentang Arsitektur Kolonial Transisi/Peralihan ini bertujuan untuk mendeskripsikan objek/bangunan pada kawasan Banda Sakti Kota Lhokseumawe dan mengidentifikasi Gaya Arsitektur Transisi/Peralihan serta karakter visual bangunan pada 3 bangunan bersejarah yang diteliti. Penelitian ini menggunakan metode analisis Kualitatif dengan melakukan pendekatan metode deskriptif analisis atau pemaparan kondisi. Metode analisis kualitatif dilakukan dengan observasi lapangan. Metode deskriptif analisis dilakukan dengan pendekatan historis. Dari hasil analisis penelitian ini diperoleh bahwa gaya dan karakter bangunan pos polisi, rumah dokter hewan Belanda dan rumah bangsawan Belanda teridentifikasi gaya arsitektur peninggalan Kolonial Belanda pada masa Transisi/peralihan (1890-1915).
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
N. Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, 4th ed. Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000.
S. . Bustami, Studi Komparasi Gaya Seni Yogya-Solo. Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia, 2000.
L. K. Wardani and A. Isada, “Gaya Desain Kolonial Belanda pada Interior Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Surabaya,” Dimens. Inter., vol. 7, no. 1, 2009, doi: 10.9744/interior.7.1.pp. 52-64.
Handinoto, Arsitektur dan Kota-kota di Jawa Pada Masa Kolonial. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
H. Handinoto and S. Hartono, “‘ARSITEKTUR TRANSISI’ DI NUSANTARA DARI AKHIR ABAD 19 KE AWAL ABAD 20 (Studi Kasus Komplek Bangunan Militer di Jawa pada Peralihan Abad 19 ke 20),” Dimens. J. Archit. Built Environ., vol. 34, Jan. 2006.
Handinoto, “Arsitek G.C. Citroen dan perkembangan arsitektur kolonial Belanda di Surabaya (1915-1940),” Dimensi, vol. 19, 1993.
S. Hartono and Handinoto, “‘Arsitektur Transisi’ di nusantara dari akhir abad 19 ke awal abad 20 (studi kasus komplek bangunan militer di Jawa pada peralihan abad 19 ke 20),” Dimens. Tek. Arsit., vol. 34, no. 2, pp. 81–92, 2006.
Renashiru, “Arsitektur Kolonial Belanda,” 2018. [Online]. Available: http://www.slideshare.net/renashtiru/arsitektur-kolonial.
“Sejarah Lhokseumawe.” [Online]. Available: https://bappeda.lhokseumawekota.go.id/.
G. Wirawan, “Arsitektur Kolonial,” 2015. [Online]. Available: https://dheavours.wordpress.com/2015/06/11/arsitektur-kolonial/amp/.
DOI: https://doi.org/10.29103/arj.v8i2.4159
Article Metrics
Abstract Views : 944 timesPDF (Bahasa Indonesia) Downloaded : 117 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Armelia Dafrina, Soraya Masthura Hassan, Aulia Zahara
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by:
Architecture Program
Universitas Malikussaleh