IDENTIFIKASI LANGGAM ARSITEKTUR KOLONIAL PADA BANGUNAN RUMAH ULEEBALANG SAWANG
Abstract
Warisan budaya merupakan sebuah akar di dalam identitas sebuah bangsa. Arsitektur kolonial Belanda merupakan bukti sejarah besar dan merupakan karya budaya yang tercipta dari akulturasi dua kebudayaan. Rumah Uleebalang merupakan bangunan pemberian atau bentuk dari sebuah hadiah yang diberikan penjajah Belanda kepada pemimpin daerah (Uleebalang). Rumah uleebalang Sawang dibangun pada tahun 1904 oleh penjajah Belanda kepada Raja teuku Keujreun Ali yang merupakan anak terakhir dari Raja Sawang (Teuku Laksamana Sawang). Keberadaan kebudayaan Belanda memberikan pengaruh yang besar pada struktur bangunan rumah uleebalang Sawang. Sehingga pada hal ini diperlukan adanya penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi langgam bangunan yang ada pada bangunan rumah uleebalang Sawang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif-kualitatif melalui observasi, serta studi kepustakaan. Penelitian ini berfokus pada langgam dan elemen bangunan rumah uleebalang Sawang. Identifikasi yang dilakukan menyimpulkan bahwa bangunan rumah rumah uleebalang Sawang bercorak Arsitektur Peralihan/transisi dengan mengadopsi gaya bangunan Belanda dan gaya lokal. Gaya Belanda pada bangunan dapat dilihat pada aspek dimensi dan proporsi bangunan, aspek tersebut seperti bentuk keteraturan, pengulangan, dan kesamaan komponen visual seperti bukan, hiasan, dan perletakan. Sementara unsur local dapat dilihat pada aspek kenyamanan ruang yaitu penghawaan, material kayu, pencahayaan alami sebagai penyesuaian terhadap iklim tropis.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
N. Tamimi, I. S. Fatimah, and A. A. Hadi, “Tipologi Arsitektur Kolonial Di Indonesia,” Vitr. J. Arsit. Bangunan dan Lingkung., vol. 10, no. 1, p. 45, 2020, doi: 10.22441/vitruvian.2020.v10i1.006.
M. R. Fadli, “Memahami desain metode penelitian kualitatif,” Humanika, vol. 21, no. 1, pp. 33–54, 2021, doi: 10.21831/hum.v21i1.38075.
S. Hartono and H. Handinoto, “‘the Amsterdam School’ Dan Perkembangan Arsitektur Kolonial Di Hindia Belanda Antara 1915-1940,” Dimens. (Journal Archit. Built Environ., vol. 35, no. 1, pp. 46–58, 2007, doi: 10.9744/dimensi.35.1.46-58.
N. Pratama, S. A. Rahmadianto, and D. P. Nugroho, “Perancangan Buku Fotografi Arsitektur Kolonial Untuk Meningkatkan Daya Tarik Wisata Heritage Di Kota Malang,” Sainsbertek J. Ilm. Sains Teknol., vol. 3, no. 1, pp. 152–168, 2022, doi: 10.33479/sb.v3i1.207.
L. K. Wardani and A. Isada, “Gaya Desain Kolonial Belanda Pada Interior Gereja,” Dimens. Inter., vol. 7, no. 1, pp. 52–64, 2015.
M. Safeyah, “Perkembangan Arsitektur Kolonial di Kawasan Potroagung,” J. Rekayasa Perenc., vol. 3, no. 1, pp. 1–11, 2014.
T. A. Harimu, Antariksa, and L. D. Wulandari, “Tipologi_Wajah_Bangunan_Arsitektur_Kolon,” ARSKON,Jurnal Arsit. dan Konstr., vol. 1, no. 1, pp. 66–79, 2012.
A. Dafrina, S. M. Hassan, and A. Zahara, “Identifikasi Langgam Gaya Arsitektur Transisi/Peralihan Serta Karakter Visual Fasad Pada Arsitektur Peninggalan Kolonial Di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe,” Arsitekno, vol. 8, no. 2, p. 56, 2021, doi: 10.29103/arj.v8i2.4159.
D. Wihardyanto and S. Sudaryono, “Arsitektur Kolonial Belanda Di Indonesia Dalam Konteks Sejarah Filsafat Dan Filsafat Ilmu,” Langkau Betang J. Arsit., vol. 7, no. 1, p. 42, 2020, doi: 10.26418/lantang.v7i1.35500.
DOI: https://doi.org/10.29103/arj.v10i2.13579
Article Metrics
Abstract Views : 268 timesPDF (Bahasa Indonesia) Downloaded : 118 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Ikhsan Ismuhadi, Adi Safyan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Published by:
Architecture Program
Universitas Malikussaleh