KRISIS IDENTITAS BANGUNAN DI KOTA BANDA ACEH

Zainuddin Zainuddin

Abstract


Kota di Indonesia sedang memperbaiki proses modernisasi yang tidak menghasilkan keunikan dan meningkatkan khasanah budaya lokalnya. Kota menjadi seragam, bahkan menjadi korban dari majalah. Kota memecahkan degradasi budaya, sedangkan arsitektural bangunannya terlalu banyak menyetujui paham-paham luar dan melepaskan filosofi-filosofi lokal. Memperbaiki struktur ruang kota yang berbeda dan memulihkan pola sosial masyarakat yang lama dipelihara. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk membuktikan krisis identitas bangunan yang telah dimulai melanda kota Banda Aceh dan membuktikan era globalisasi yang tengah gaya bangunan modern dengan identitas bangunan di kota Banda Aceh. Temuan penelitian menunjukkan sebagian besar masyarakat Banda Aceh mulai tahu tentang bangunan kuno / bersejarah di Banda Aceh mulai memfokuskan karena menyebabkan lagi menerjemahkan perkembangan gaya arsitektur modern yang lebih menarik dibahas gaya arsitektur tradisional; bangunan kuno / bersejarah yang jelas-jelas memiliki identitas kota Banda Aceh dibiarkan rusak begitu saja tanpa adanya insiatif dari pihak terkait untuk diterjemahkan; dari hasil survey yang diperoleh dari bangunan kuno / bersejarah di Banda Aceh. Bangunan yang dapat diakses di pergunakan dengan fungsi yang baru dibuat juga membantu untuk tidak menambah bangunan.

Keywords


Kota Banda Aceh, degradasi budaya, ruang terbuka hijau

Full Text:

PDF

References


. Alfian, Magdalia, 2007, Kota dan Permasalahnnya, Makalah pada Diskusi Sejarah BPSNT, Yogyakarta, 11-12 April 2007.

. Budihardjo, E., 1991, Arsitektur dan Kota di Indonesia, Cetakan ke-3, Alumni, Bandung.

. Habermas, Juergen (1999), The Structural

Transformation of The Public Sphere, Polity Press.

. Jacobs,J., 1969, The Death and Life Great American City, New York, Random House.

. Jacobs, A.B., 1993, Great Streets, MIT Press, Cambridge.

. McGee, T.G., 1967, The Southeast Asian City,

G.Bell and Son.

. Nas, PJM., 1984, Kota di Dunia Ketiga: Pengantar Sosiologi Kota (Terj.), Bhratara Karya Aksara.

. Purwanto, Edi, 2007, Rukun Kota: Kota Berbasis

Budaya Guyub, Disertasi Doktor Teknik

. Rapoport, A., 1977, Human Aspect of Urban

Form, Oxford: Pergamon Press.

. Rossi, A., 1982, The Architecture of The City,

The MIT Press, Cambridge.

. Schulz, C.N., 1984, Genius Loci, Towards a

Fenomenology of Architecture, Rizzoli, NY.

. Siregar, S.A., 2000, Kota Sebagai Objek dan

Konteks Arsitektur, Pidato Pengukuhan sebagai Guru Besar Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.

. Sudaryono, dkk, 2002, Laporan Kemajuan

Penelitian : Karakter Ruang Lokal sebagai Sistem Mainstream Perencanaan Pembangunan Lokal, dalam : Riset Unggulan Terpadu Bidang Kemasyarakatan dan kemanusiaan (RUKK III), (tidak dipublikasikan).

. Tohjiwa, Agus D, 2008, Kota Kompak Berkelanjutan sebagai Konsep Pembangunan Kota di Indonesia, Makalah Seminar Nasional Peran Arsitektur Perkotaan dalam Mewujudkan Kota Tropis, 6 Agustus 2008.

. Wheatly, Paul, 1983, Nagara and Commandery: Origin of the Southeast Asian Urban Traditions, The University of Chicago.




DOI: https://doi.org/10.29103/arj.v5i5.1224

Article Metrics

 Abstract Views : 771 times
 PDF Downloaded : 14 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Zainuddin Zainuddin

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.



Indexed in:

Crossref logo  Portal Garuda   Google Scholar      Dimension

Creative Commons LicenseThis work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Published by:
Architecture Program
Universitas Malikussaleh