KEBIJAKAN DAN EKSPRESI KEBUDAYAAN; SEBUAH DILEMA? (Meninjau Kembali Kebijakan Kontroversial terkait Perempuan dan Ekspresi Kebudayaan)

Iromi Ilham

Abstract


Ada kegelisahan yang menyeruak tatkala muncul berbagai kebijakan terkait ekspresi kebudayaan di tengah-tengah masyarakat. Tulisan sederhana ini berusaha untuk membongkar kegelisahan tersebut agar tak mengental yang berakibat tersumbatnya saluran kebudayaan. Kebijakan yang strategis selalu mengacu pada tiga ukuran, yaitu: pertama, memiliki tujuan yang jelas; kedua, mengacu pada konteks tantangan hari ini dan masa depan; dan ketiga, sesuai dengan sumber daya yang dimiliki. Penjaringan partisipasi semua kalangan juga tak kalah penting dalam penentuan kebijakan. Intinya, harapan akhir dari kebijakan publik terkait kebudayaan adalah kebijakan yang membangun keunggulan bersaing dari setiap pribadi rakyat tanpa membedakan gender, ras, agama, dan latar belakang yang berbeda.

Keywords


Kebijakan; Kontroversial; Ekspresi Kebudayaan

Full Text:

PDF

References


Ahimsa Putra, Heddy. 2013. Budaya Bangsa, Jati Diri dan Integrasi Nasional; Sebuah Teori. Majalah Jejak Nusantara (I).

Ahmad, Kamaruzzaman Bustamam. 2012. Acehnologi. Banda Aceh: Bandar Publishing.

Anderson, James E. 2006. Public Policy Making: An Introduction. Boston: Houghton Mifflin.

Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika: Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Hasjmy, Ali. 1990. Sejarah Kebudayaan Islam di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang.

Kesuma, Asli, dkk. 1991. Diskripsi Tari Saman Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Kanwil Propinsi Daerah Istimewa Aceh.

Nugroho, Riant. 2012. Public Policy; Dinamika Kebijakan, Analisis Kebijakan, Manajemen kebijakan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kompas Gramedia.

Okongwu, Anne Francis dan Mencher, Joan P. 2000. “The Anthropology of Public Policy: Shifting Terrains Author”. Annual Review of Anthropology, Vol. 29 (2000), pp. 107-124. Diakses dari http://www.jstor.org/stable/223417 Accessed: 02/11/2009 04:53

Shore, Cris and Wright, Susan. 2005. Anthropology of Policy: Critical Perspectives on Governance and Power. London: Routledge.

Simatupang, Lono Lastoro. 2013. “Pengelolaan Kebudayaan: Sinergitasi Pemangku Kepentingan”. Makalah disampaikan dalam Kongres Kebudayaan Indonesia pada tanggal 8-11 Oktober. Yogyakarta.

Sudarsono. (tanpa tahun). Tarian-Tarian di Indonesia 1, Jakarta: Proyek Pengembangn Media Kebudayaan Direktoran Jenderal Kebudayaan Depdikbud.

Suryakusuma, Julia. 2012. Agama, Seks dan Kekuasaan. Jakarta: Komunitas Bambu.

Winarno, Budi. 2005. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo.

Pustaka Elektronik

Alimah. 2013. “Lagi, Perempuan dalam Cengkeram Kebijakan Diskriminatif (Menyoal Larangan Prempuan Ngangkang)”. Diakses dari http://kppri.or.id/index.php/id/artikel/11-perempuan-dalam-cengkeraman-kebijakan-diskriminatif pada tanggal 26 juni 2014.

Aulia, Hermanto (tt). Macam Macam Tarian Indonesia. Diakses dari http://www.scribd.com/doc/45274304/Macam-Macam-Tarian-Indonesia pada tanggal 26 Juni 2014.

Bisnisaceh.com, 27 Mei 2013. “Larangan menari di Aceh Utara jangan diterapkan setengah hati”. Diakses dari http://www.Bisnisaceh.com/umum/larangan menari di aceh utarajanganditerapkan setengahhati/index.php pada tanggal 26 Juni 2014.

http://khabarsoutheastasia.com, 1 Juni 2013. “Kontroversi meletus atas larangan menari di Aceh”. Diakses dari http://khabarsoutheastasia.com/id/articles/apwi/articles/features/2013/06/01/feature-02. pada tanggal 26 Juni 2014.

Kompas.com, 25 mei 2013. “Bupati Aceh Utara Larang Perempuan Menari”, diakses dari http://regional.kompas.com/read/2013/05/25/16500817/Bupati.Aceh.Utara.Larang.Perempuan.Menari pada tanggal 26 Juni 2014.

Kompas.com, 26 mei 2013. “Larangan Wanita Menari di Aceh Utara Tak Berdasar”. Diakses dari http://regional.kompas.com /read/ 2013 /05/26/15332918/ Larangan. Wanita. Menari. di.Aceh.Utara. Tak.Berdasar pada tanggal 26 Juni 2014.

www.bbc.co.uk, 27 mei 2013. “Pernyataan Bupati Aceh Utara yang melarang perempuan dewasa menari di depan khalayak, menuai kritikan”. Diakses dari http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/05/130527_aceh_tari_perempuan.shtml, tanggal 26 Juni 2014




DOI: https://doi.org/10.29103/aaj.v3i1.2785

Article Metrics

 Abstract Views : 276 times
 PDF Downloaded : 17 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c)

INDEXED BY:

Redaksi Aceh Anthropological Journal (AAJ): Gedung Program Studi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh. Kampus Bukit Indah Jln. Sumatera No.8, Kec. Muara Satu Kota Lhokseumawe, Prov. Aceh, Indonesia. eMail: aaj.antro@unimal.ac.id

Lisensi Creative Commons

All publication by Aceh Anthropological Journal (AAJ) are licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional