Pengaruh Lama Blansir Dan Suhu Pengeringan Terhadap Kualitas Bubuk Cabai Merah (Capsicum annuum L.)
DOI:
https://doi.org/10.29103/agrium.v20i3.13024Keywords:
Cabai merah varietas TM-999, Lama blansir, Suhu pengeringan, Kualitas bubuk cabai merahAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh lama blansir dan suhu pengeringan terhadap kualitas bubuk cabai merah varietas TM-999. Cabai merah merupakan komoditas hortikulturabernilai ekonomi tinggi yang digunakan luas dalam industri makanan dan farmasi. Cabai ini kayaakan nutrisi penting seperti karbohidrat, lemak, protein, kalsium, vitamin A, B1, dan C, serta memiliki potensi sebagai agen anti kanker berkat kandungan lasparaginase. Penelitian dilakukandi Laboratorium Teknologi Benih Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas SyiahKuala, Banda Aceh, selama Februari hingga Mei 2023. Penggunaan berbagai peralatan laboratorium seperti oven, kipas angin, ayakan 60 mesh, dan lainnya, mendukung penelitian ini. Sementara itu, bahan yang digunakan meliputi 9 kilogram cabai merah varietas TM-999 yang dipanen setelah mencapai usia 90 hari, serta bahan kimia tertentu. Penelitian mengikuti desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan variasi lama blansir (0, 2, dan 3 menit) dan suhu pengeringan (50°C, 55°C, dan 60°C). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama blansir berpengaruh signifikan terhadap warna a dan aroma, dengan lama blansir 3 menit memberikan kualitas bubuk cabai merah optimal. Suhu pengeringan berpengaruh pada kadar vitamin C, dengan suhu 50°C menjadi yang terbaik. Selain itu, penelitian ini tidak menemukan interaksi yang signifikan antara lama blansir dan suhu pengeringan terhadap kualitas cabai merah. Hasil ini memberikan panduan berharga untuk meningkatkan proses pengeringan dan kualitas bubuk cabai merah dalam aplikasi industri pangan dan farmasi.
References
Agustina, A. F. Retnaningrum, G. Safitri, I. dan Angraheni, N. 2014. Aplikasi
pengelolaan pangan. Depulis. Yogyakarta.
Agustona. S. Lahming, M dan Nina, D. 2015.
Pengaruh lama dan suhu pengeringan terhadap mutu bubuk cabai merah
(Capsicum annum L.) dengan menggunakan cabinet dryer. Jurnal
pendidikan teknologi pertanian. 2 (5): 30-39.
Budihastuti, R, Endah, D.W., Evi, A. P. 2016.
Pengaruh suhu pengeringan yang berbeda terhadap kualitas cabai
(capsicum annum L.). Jurnal Biologi.
(1) : 82-92.
Dendang, N. Lahming, Rais, M. 2016.
Pengaruh lama dan suhu pengeringan terhadap mutu bubuk cabai merah (Capsicum annum L.) dengan menggunakan cabinet dryer. J. Pendidikan Teknologi Pertanian. 2 (2): 30-39.
Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian. 2009.
Standar prosedur operasional (SPO) pengolahan cabai. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian. Jakarta.
Feri, A. Murni, M. dan Rafi. A. 2018.
Pengaruh media, suhu dan lama blansing sebelum pengeringan terhadap mutu lobak kering. Jurnal Hortikultura. 18: 87-94.
Jamilah, J., E. Erianto, and F. Fatimah. 2017.
Response Of Red Onion (Allium cepa L.) On Time Interval And Type Of Liquid Organic Fertilizer. J. Bibiet 2(1): 27-36. doi:10.22216/jbbt.v2i1.2438.
Budihastuti, R, Endah, D.W., Evi, A. P. 2016.
Pengaruh suhu pengeringan yang
berbeda terhadap kualitas cabai
(capsicum annum L.). Jurnal Biologi.
(1) : 82-92.
Najah, K., E. Basuki dan A. Alamsyah. 2015.
Pengaruh konsentrasi kitosan terhadap fisik dan kimia cabai merah (Capsicum annum L.) selama penyimpanan. Pro food (Jurnal Ilmu Teknologi Pangan). 1(2): 70-76.
Parfiyanti, E.A., Rini , B. Endah, D.H. 2016.
Pengaruh suhu pengeringan yang berbeda terhadap kualitas cabai rawit (Capsicum frutescens L.) Jurnal Biologi.5 (1): 2-11.
Sembiring, N.N. 2009. Pengaruh jenis bahan pengemas terhadap kualitas produk cabai merah (Capsicum annum L.) segar kemasan selama penyimpanan dingin. Tesis Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara: Medan.
Standar Nasional Indonesia. SNI 01-3389-
Tentang persyaratan mutu cabai kering.
Ulfah. 2019. Pengaruh penambahan gliserol dan CMC pada gel daun tanaman lidah buaya (Aloe vera L) serta lama perendaman dalam edible coating terhadap kualitas buah tomat. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Banda
Winarno dan Wirakartakusumah. 2006.
Pembuatan bubuk cabai merah menggunakan variasi jenis cabai dan metode pengeringan. Jurnal Tek Pangan. 74-80.
Winarno, F.G. 2002. Fisiologi lepas panen produk hortikultura. M-Brio Press. Bogor.
Wiryanta, B.T.W. 2002. Bertanam cabai musim hujan. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Yuarni, Desi., Kadirman, dan Jamaluddin.
Laju perubahan kadar air. Kadar protein dan uji organoleptik ikan lele asin menggunakan alat pengering cabinet dengan suhu terkontrol. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Makasar.
Yuliani, S.P. Tyasdjaja, S. dan Yuni, E. 1991.
Budidaya dan pasca panen cabai merah. Badan penelitian dan pengembangan pertanian balai pengkajian teknologi pertanian. Jawa Tengah.
Downloads
Issue
Section
License
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication and this work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 that allows others to share the work with an acknowledgement of the works authorship and initial publication in this journal.
All articles in this journal may be disseminated by listing valid sources and the title of the article should not be omitted. The content of the article is liable to the author.
Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.
In the dissemination of articles by the author must declare the Jurnal Agrium as the first party to publish the article.