Karakteristik Biobriket Dari Campuran Limbah Kulit Kopi (Coffea Husk) Dan Limbah Ampas Tebu (Bagasse) Menggunakan Perekat Natrium Silikat

Authors

  • Dede Irawan Supia Mahasiswa
  • M. Sayuthi Jurusan Teknik Mesin, Universitas Malikussaleh
  • Y. Amani Jurusan Teknik Mesin, Universitas Malikussaleh
  • Alchalil Jurusan Teknik Mesin, Universitas Malikussaleh
  • A. Nayan Jurusan Teknik Mesin, Universitas Malikussaleh
  • Suryadi Jurusan Teknik Mesin, Universitas Malikussaleh

DOI:

https://doi.org/10.29103/mjmst.v9i1.23237

Abstract

Pemanfaatan limbah pertanian sebagai sumber energi alternatif merupakan salah satu upaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan berdampak negatif terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik biobriket dari campuran limbah kulit kopi dan ampas tebu dengan menggunakan perekat natrium silikat, serta menganalisis pengaruh variasi komposisi bahan terhadap sifat fisik dan termal biobriket. Komposisi bahan divariasikan dalam lima perbandingan kulit kopi dan ampas tebu (80:20, 70:30, 50:50, 30:70, dan 20:80) gram dengan 15% perekat Natrium Silikat. Hasil uji proximate menunjukkan bahwa kadar air tertinggi sebesar 4,336%, kadar abu tertinggi 0,69% ,karbon terikat tertinggi mencapai 17,946% dan untuk hasil pengujian nilai kalor tertinggi sebesar 6231,715 kal/gram pada komposisi 80 kulit kopi dan 20 gram ampas tebu dan nilai kadar zat terbang tertinggi sebesar 87,218% dengan perbandingan 20 gram kulit kopi dan 80 gram ampas tebu. Penelitian ini membuktikan bahwa campuran kulit kopi dan ampas tebu dengan perekat natrium silikat memiliki potensi besar sebagai bahan bakar alternatif, dengan dominasi kulit kopi menghasilkan karakteristik biobriket yang lebih optimal. Tetapi untuk penambahan ampas tebu disarankan tidak lebih dari 30 gram agar mendapatkan nilai kalor yang memenuhu SNI 1-6235-2000.

 

References

Almu, M. A., Syahrul, S., dan Padang, Y. A. (2014).

Analisa Nilai Kalor Dan Laju Pembakaran Pada Briket Campuran Biji Nyamplung (Calophyllm Inophyllum) Dan Abu Sekam Padi. Dinamika Teknik Mesin, 4(2)

[2] Basuki, H. W., Yuniarti, Y., dan Fatriani, F. (2020).

Analisa Sifat Fisik Dan Kimia Briket Arang Dari Campuran Tandan Kosong Aren (Arenga Pinnata Merr) Dan Cangkang Kemiri (Aleurites Trisperma). Jurnal Sylva Scienteae, 3(4), 626.

[3] Eka Putri, R., dan Andasuryani, A. (2017). Studi Mutu Briket Arang Dengan Bahan Baku Limbah Biomassa. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas,

21(2), 143.

[4] Firmansyah, A. H., Zamrudy, W., dan Naryono, E. (2023). Studi Kelayakan Pemanfaatan Limbah (Blotong, Ampas Tebu, Tetes) Sebagai Biobriket. Jurnal Teknologi Separasi, 9(3), 303–317.

[5] Masthura, M. (2019). Analisis Fisis dan Laju Pembakaran Briket Bioarang Dari Bahan Pelepah Pisang. Elkawnie, 5(1), 58.

[6] Muzakir, M. T. (2017). Pemanfaatan Kulit Buah

Kakao Menjadi Briket Arang Menggunakan Kanji

Sebagai Perekat. Serambi Engineering, II(3), 124–

129.

[7] Nurjannah, S., Andika, Y., Setiawan, A., Faisal, F., Muhammad, M., dan Hakim, L. (2024). Combustion Test of Densified Arabica Coffee Pulp Biochar in a Purposely Built Chamber BT - Proceedings of the 4th International Conference on Experimental and Computational Mechanics in Engineering.

[8] Pida, R., dan Ariska, N. (2022). Pengaruh tanaman penaung jenis lamtoro (Leucaena sp) terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman kopi arabika (Coffea arabica) di Kabupaten Aceh Tengah. Jurnal Pertanian Agros,

24(2), 543–551.

[9] Pratama, N. O., Sidrata, G. G., Rodhiyyah, F., dan Fuadi, H. (2024). Inovasi Pengolahan Limbah Kulit Kopi Menjadi Selai, Teh Celup, dan Briket dengan Mengoptimalkan Kapasitas PKK Desa Pamotan. Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia , 4(4),

587–594.

[10] Ramadhan, A., Ghazali, A. A., dan Maryamah, M. (2020). Kualitas Biobriket Ampas Tebu Hasil Pirolisis Sebagai Sumber Energi Alternatif. ALKIMIA: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan, 4(1), 41-

45.

[11] Setyawan, B., dan Ulfa, R. (2019). Analisis mutu briket arang dari limbah biomassa campuran kulit kopi dan tempurung kelapa dengan perekat tepung tapioka. Edubiotik : Jurnal Pendidikan, Biologi Dan Terapan, 4(02), 110–120.

[12] Triono, A. (2006). Karakteristik briket arang dari campuran serbuk gergajian kayu afrika (Laporan Akhir Jurusan Kehutanan. Fakultas Kehutanan Insitut Pertanian Bogor, 71.

[13] Vegatama, M. R., dan Sarungu, S. (2022).

Pengaruh Variasi Jenis Perekat Organik terhadap Nilai Kalor Biobriket Serbuk Kayu. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(2), 13256–13262

[14] Wijayanti, D. S. (2009). Karakteristik briket arang dari serbuk gergaji dengan penambahan arang cangkang kelapa sawit (Doctoral dissertation, Universitas Sumatera Utara).

[15] Wulandari, S., Fernandez, R., Yuwita, F., dan Sidik, G. (2025). Analisis Briket Arang Kulit Kopi Robusta dengan Variasi Kosentrasi Perekat Tepung Tapioka sebagai Bahan Bakar Alternatif. Agroteknika, 8(2), 263-275.

Downloads

Published

2025-06-28

How to Cite

Supia, D. I., Sayuthi, M., Amani, Y., alchalil, A., Nayan, A., & Suryadi, S. (2025). Karakteristik Biobriket Dari Campuran Limbah Kulit Kopi (Coffea Husk) Dan Limbah Ampas Tebu (Bagasse) Menggunakan Perekat Natrium Silikat. Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology, 9(1), 322–326. https://doi.org/10.29103/mjmst.v9i1.23237

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2