Stunting dan Kebijakan Pangan dan Gizi di Indonesia

Nulwita Maliati

Abstract


The nutritional development of the Indonesian people is not getting better. Many nutritional problems occur and cannot be overcome. Stunting (short toddlers) illustrates the existence of chronic nutritional problems.  In general, this research aims to analysis some researches about stunting as one indicator that shows the problem in children growth and analyze national  policies on food and nutrition in Indonesia. The methode that is used in this article is literature review that collected some stunting researches and food and nutrition policies that made by the Indoensian government.  Nutritional status is influenced by the household's ability to provide adequate food, child care patterns, knowledge of nutrition and maternal health, access to health services, and other socio-cultural factors. National policies on food and nutrition in Indonesia are also developing in accordance with the development of nutrition science and problems.  The principle 4 sehat 5 sempurna which began in  1952 and was updated with the program that is called Guidelines for Balanced Nutrition.  Various programs to address food and nutrition problems have been made but nutrition problems have not been successfully resolved.  Based on the principle of food sovereignty, there needs to be community empowerment based on knowledge and local food resources. Efforts to handle malnourished and habituation of healthy and nutritious food must be carried out in food consumption according to local knowledge so that it is easily applied by the community.  Further research is important to analyse local knowledge and stakeholders that involve in food fullfillment in family and community.

     


Keywords


Food and Nutrition Policy, Food Sovereignty, Local Knowledge, Nutritional Problems, Stunting

Full Text:

PDF

References


Anwar F, Khomsan A, Mauludyani AVR, Ekawidyani KR. (2014). Masalah dan Solusi Stunting: Akibat Kurang Gizi di Wilayah Perdesaan. Penerbit IPB Pess. Bogor..

Aridiyah FO, Rohmawati N, Ririanty M. (2015). Faktor yang Mempengaruhi Stunting pada Balita di Pedesaan dan Perkotaan. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 3 (no. 1) Januari 2015.

[Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kementrian Kesehatan. (2010). Analisis Lanskap Kajian Negara Indonesia. Jakarta.

Departeman Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Hardinsyah dan Supariasa N. (2017). Ilmu Gizi: Teori dan Aplikasi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Hayati, AW. (2013). Pola Konsumsi Pangan dan Asupan Energi dan Zat Gizi Anak Stunting dan Tidak Stunting 0—23 Bulan. Jurnal Gizi dan Pangan IPB. Bogor.

Hubeis, AVS. (2016). Pemberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa. IPB Press. Bogor.

Islam A, Tuhin Biswas. (2015). Chronic stunting among under-5 children in Bangladesh: A situation analysis. Adv Pediatr Res 2:18. doi:10.12715/apr. 2015.2.18

Jus’at I, Winoto A, Pribadi N, Martianto D, Atmarita, Riyanti A, Afriansyah N, Agustina W (Ed.). (2017). Gizi Pembangunan: Kumpulan Tulisan Prof. Soekirman 1962-2015. Penerbit IPB Press. Bogor.

Katsushi SI, Kobina S, Kulkarni VS, Gaiha R. (2014). Women’s Empowerment and Prevalence of Stunted and Underweight Children in Rural India. World Development Vol. 62, pp. 88 – 105.

[Kemenkes] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Situasi Balita Pendek. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang.

Kementerian Keuangan. (2018). Penanganan Stunting Terpadu 2018.

Kusumawati E, Rahardjo S, Sari HP. (2015). Model Pengendalian Faktor Risiko Stunting pada Anak Usia di Bawah Tiga Tahun. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 9, No. 3, Februari 201.

Lamid A. (2015). Masalah Kependekan (Stunting) pada Anak Balita: Analisis Prospek Penanggulangannya di Indonesia. IPB Press. Bogor.

Lestari W, Kristiana L, dan Paramita A. (2018). Stunting : Studi Konstruksi Sosial Masyarakat Perdesaan dan Perkotaan Terkait Gizi dan Pola Pengasuhan Balita di Kabupaten Jember. Aspirasi Vol 9 No 1, Juni 2018.

Merryana A, Bambang Wirjatmadi. (2014). Pengantar Gizi Masyarakat. Kencana. Jakarta.

[MCA] Millennium Challenge Account – Indonesia. (2011). Stunting dan Masa Depan Indonesia. International journal of epidemiology 40.5 (2011): 1196-1204.

Mira, (2015). Permasalahan Anak Pendek (Stunting) dan Intervensi untuk Mencegah Terjadinya Stunting (Suatu Kajian Kepustakaan). Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 6, Mei 2015.

Ni’mah K, Nadiroh SR. (2015). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita. Media Gizi Indonesia, Vol. 10, No. 1 Januari–Juni 2015: hlm. 13–19.

Ni’mah C, Muniroh L. (2015). Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu dengan Wasting dan Stunting pada balita Keluarga Miskin. Media Gizi Indonesia, Vol. 10, No. 1 Januari–Juni 2015: hlm. 84–90

Oktarina Z, dan Trini Sudiarti. (2013). Faktor Risiko Stunting pada Balita (24—59 bulan) di Sumatera. Jurnal Gizi dan Pangan, November 2013, Volume 8, Nomor 3, November 2013: 175—180.

Paudel R, Pradhan B, Wagle RR, Pahari DP, Onta SR. (2012). Risk Factors for Stunting Among Children: A Community Based Case Control Study in Nepal. Kathmandu Univ Med J 2012;39(3):18-24. Tribhuvan University, Nepal.

Pemerintah Republik Indonesia. (2012). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Sekretariat Negara. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi.

Pimbert, M. (2009). Towards Food Sovereignty. Gatekeeper 141 : November 2009. Published and is supported by the Swedish International Development Cooperation Agency (Sida) and the Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC).

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2016). Situasi Balita Pendek. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.

Som S, Pal M, Bharati P. (2007). Role of Individual And Household Level Factors on Stunting: A Comparative Study In Three Indian States. Annals of Human Biology, November–December 2007; 34(6): 632–646.

Sujendran S, Senarath U, Joseph J (2015). Prevalence of Stunting among Children Aged 6 to 36 Months, in the Eastern Province of SriLanka. J Nutr Disorders Ther 5: 154. Volume 5 • Issue 1.

Sulastri D. (2012). Faktor Determinan Kejadian Stunting pada Anak Usia Sekolah di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang. Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.36. Januari-Juni 2012

Syahyuti, Sunarsih, Wahyuni S, Wahyuning K. Sejati, dan Azis M. 2015. Kedaulatan Pangan sebagai Basis untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional. Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 33 No. 2, Desember 2015: 95–109.

Trihono, Atmarita, Tjandrarini DH, Irawati A, Utami NH, Tejayanti T, Nurlinawati I. (2015). Pendek (Stunting) di Indonesia, Masalah dan Solusinya. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Walker SP, Chang SM, Wright A, Osmond C, Grantham-McGregor SM. (2015). Early Childhood Stunting Is Associated with Lower Developmental Levels in the Subsequent Generation of Children. The Journal of Nutrition. First published ahead of print February 18, 2015.

[WHO] World Health Organization. (2013). Childhood Stunting: Context, Causes and Consequences. WHO Conceptual framework. Contextualising complementary feeding in a broader framework for stunting prevention. Maternal and Child Nutrition 2013;9 (Suppl 2):27-45.




DOI: https://doi.org/10.29103/jtp.v3i1.6559

Article Metrics

 Abstract Views : 1005 times
 PDF Downloaded : 865 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal Transparansi Publik (JTP) EISSN: 2809-1310 Flag Counter