Rapa'i Daboih: Its Background History and Development in North Aceh

Teuku Azhari

Abstract


The Indonesian is a nation that is very rich in culture. Rapa’i Daboih is one of the customs and cultures that developed in Acehnese society which demonstrates the magic of the immune dance and is played by 6-8 people in groups. This research is conducted to preserve the Rapa’i Daboih culture and pass it on to the younger generation since it is starting to lose its grip upon the eyes of the Acehnese people. This study aims to explore the background history and development of Rapa’i Daboih in Aceh, how it existed and has grown, up to the current era. The study brings about two main objectives; a) to understand the implementation and procedures of Rapa’i Daboih; b) to study the background history of Rapa’i Daboih and its early development in Aceh, especially in North Aceh. This study was conducted in Ulee Pulo dan Paloh Lada village, two villages in the North Aceh district. The study undertook a conventional qualitative approach method starting with an interview with actors in the subject and followed by observation and documentation of their activities in the field.

ABSTRAK

Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya akan budaya. Rapa’i Daboih merupakan salah satu adat dan budaya yang berkembang di masyarakat Aceh yang mempertunjukkan kesaktian tarian kebal, dan dimainkan oleh 6-8 orang secara berkelompok. Penelitian ini dilakukan untuk melestarikan budaya Rapa’i Daboih dan mewariskannya kepada generasi muda, karena sudah mulai kehilangan cengkeramannya pada masyarakat Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk menggali latar belakang sejarah dan perkembangan Rapa’i Daboih di Aceh, asal muasal munculnya, dan perkembangannya hingga saat ini. Studi ini memiliki dua tujuan utama; a) memahami pelaksanaan dan prosedur Rapa’i Daboih; b) mempelajari latar belakang sejarah Rapa’i Daboih dan awal perkembanganya di Aceh, khususnya di Aceh Utara. Penelitian ini dilakukan di Desa Ulee Pulo dan Paloh Lada, dua desa di Kabupaten Aceh Utara. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif konvensional yang diawali dengan wawancara dengan aktor-aktor yang menjadi subjek penelitian dan dilanjutkan dengan observasi dan dokumentasi kegiatan mereka di lapangan.


Keywords


Rapa’i Daboih, Traditional Arts, Aceh

Full Text:

PDF

References


Ahmad (06/06/2021). Daftar 34 Provinsi di Indonesia: Ibukota, Luas dan Jumlah Penduduknya. https://www.gramedia.com/best-seller/daftar-34-provinsi-di-indonesia/.

Andika, B., & Sari, F. D. (2019). Keberadaan Rapa’i Dabo’ih Grup Bungong Sitangkee sebagai Reproduksi Budaya si Perkampungan Bekas Evakuas Care Korban Pasca Tsunami Aceh. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(2), 455-459.

Bakti, I. S., Amin, K., & Fakhrurrazi, F. (2020). Ruang Sakral dan Ruang Ritual Prosesi Adat Pernikahan Sintê Mungêrjê pada Masyarakat Gayo Lôt. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM), 1(2), 168-188.

Dwi, R. (2012). Rapa’i Pasee dalam Sejarah. Banda Aceh: Ar-Raniry Press.

Ediwar, E. (2016). Rekonstruksi dan Revitalisasi Kesenian Rapa’i Aceh Pasca Tsunami. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan (Journal of Performing Arts), 17(1), 30-45.

Hasibuan, R. A. (2016). Nilai-Nilai Dakwah dalam Tari Rapa'i Geleng di Sanggar Seni Seulaweuet UIN Ar-Raniry (Doctoral Dissertation, UIN Ar-Raniry Banda Aceh).

Miraza, H. Y., & Amri, A. (2017). Eksistensi Rapa'i Daboih dalam Nilai-Nilai Budaya Lokal. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik, 2(2), 813-835.

Karina, A. E. (2014). Analisis Struktur Musik dan Fungsi Sosio Budaya Rapa’i Pasee di Biara Timu Jambo Aye Aceh Utara Provinsi Aceh (Tesis, Universitas Sumatera Utara).

Liyana, C. I. (2018). Membaca Masyarakat Aceh melalui Pujian dalam Syair Tarian Rapa’i. Community: Pengawas Dinamika Sosial, 4(1), 42-52.

Makin, A. (2016). Identitas Keacehan dalam Isu-Isu Syariatisasi, Kristenisasi, Aliran Sesat dan Hegemoni Barat. Islamica: Jurnal Studi Keislaman, 11(1), 113-134.

Marzuki, M. (2014). Tradisi Meugang dalam Masyarakat Aceh: Sebuah Tafsir Agama dalam Budaya. El-Harakah (Terakreditasi), 16(2), 216-233.

Nazmudin, D. A. (2013). Analisis Fungsi Sosial Budaya dan Struktur Musik Kesenian Rapai Geleng di Kota Banda Aceh (Tesis, Universitas Sumatera Utara).

Nurdin, A. (2016). Integrasi Agama dan Budaya: Kajian tentang Tradisi Maulod dalam Masyarakat Aceh. El-Harakah (Terakreditasi), 18(1), 45-62.

Quthni, D. C. (2014). Mengenal Sekilas tentang Rapa’i di Aceh Selatan. Unpublished Article, 21-29.

Syahreza, R. R. (2013). Kajian Organologis Gendang Rapa’i Buatan Bapak Fajar Shiddiq. Medan: Departemen Etnomusikologi USU.

Takari, M. (2015). Mengkaji Secara Saintifik Budaya Musik Aceh dari Sisi Struktural dan Fungsional. Jantho Aceh: ISBI.

Takari, M. (2016). Polarisasi Kajian Budaya di Aceh dan Sumatera Utara. Medan: Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya USU.

Teng, H. M. B. A. (2017). Filsafat Kebudayaan dan Sastra (dalam Perspektif Sejarah). Jurnal Ilmu Budaya, 69-75.

Verulitasari, E., & Cahyono, A. (2016). Nilai Budaya dalam Pertunjukan Rapa’i Geleng Mencerminkan Identitas Budaya Aceh. Catharsis, 5(1), 41-47.




DOI: https://doi.org/10.29103/jspm.v2i2.5077

Article Metrics

 Abstract Views : 223 times
 PDF Downloaded : 2 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Teuku Azhari

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

INDEXED BY:

Redaksi Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM): Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh. Kampus Bukit Indah Jln. Sumatera No.8, Kec. Muara Satu Kota Lhokseumawe, Prov. Aceh, Indonesia. eMail: jspm@unimal.ac.id

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License