Komunikasi Kearifan Lokal Aceh Dalam Tradisi Peusijuk Sebagai Solusi Terhadap Penyelesaian Konflik Sosial Di Aceh

Muchlis Muchlis, Kamaruddin Hasan, Bobby Rahman, Richa Meilizha

Abstract


Komunikasi memegang peranan penting terhadap proses penyelesain sebuah masalah. Karena komunikasi terintegrasi dengan berbagai hal yang berkaitan dengan interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Proses penyelesaian melalui komunikasi memerlukan pendekatan komunikatif, sehingga terbentuk sebuah pola interaksi yang dipahami bersama oleh para pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Komunikasi kearifan lokal merupakan sebuah nilai-nilai komunikatif dalam sebuah kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan berpikir pada nilai yang ada disuatu wilayah atau tempat yang diikuti dan dipahami bersama oleh suatu kelompok. Prosesi peusijuk merupakan salah satu kebiasaan adat pada masyarakat Aceh sebagai sebuah ritual adat yang memadukan berbagai pemaknaan dan semiotik melalui media yang digunakan dari berbagai benda yang dianggap memberikan kebaikan untuk tujuan tertentu. Peusijuk menjadi suatu upaya adat dalam menyatukan berbagai elemen penting menjadi kesatuan utuh dalam norma dan adat serta nilai dan mempersatukan masyarakat menjadi sesuatu yang utuh

Keywords


kearifan lokal; peusijuk; konflik remaja

Full Text:

PDF

References


Allo Liliweri. (2002). Makna Budaya dalam Komunikasi antar Budaya. Yogyakarta: Lkis.

Bustamam, Ahmad, Kamaruzzaman. (2010). From Tengku to Ustadz. Makalah disajikan dalam Seminar International Conference on Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS). Banda Aceh: 25-26 Mei 2011.

Buss, A.H., & Perry, M. (1992). The Aggression Questionnaire. Journal of. Personality and Social Psychology. The American Psychological. Association, Inc.

Berkowitz, L. (1995). Agresi: Sebab dan akibatnya. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo).

Dhuhri, Saufuddin. (2008). Peusjuek: sebuah Tradisi Ritual sosial Masyarakat Pasee dalam Perspektif Tradisionalis dan Reformis. Lhokseumawe, 27-28 Juni 2008. Di dalam Prosseding International: The 3rd International Conference On Development of Aceh (ICDA-), Lhokseumawe, Unimal Pres

Giddens Anthony, David Held. (1982). Perdebatan Klasik dan Kontemporer Mengenai Kelompok, Kekuasaan, Kelompok, dan Konflik : Teori Sosial Kontemporer. Jakarta : CV Rajawali.

Hemaliza, (2011). Peumulia Jamee. Banda Aceh: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional.

Irwanto. (1988). Focus Group Discussion (FGD): sebuah pengantar praktis. Jakarta: Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat Universitas Katolik Atma Jaya. Jim Ife. 2002. Community Development: community based alternatives in an age of globalization. Australia: Cath Godfrey.

Ismail, Badruzzaman. (2003). Mesjid dan Adat Meunasah sebagai Sumber Energi Budaya Aceh. Banda Aceh: Gua Hira

Kurdi, Muliadi. (2011). Filosofi Peusijuek dalam Masyarakat Aceh. Http: Muliadikurdi.Com.

Koentjaraningrat. (1980). Pokok-Pokok Antropologi Sosial. Penerbitan Universitas Jakarta

Muliadi Kurdi, (2012). Filasafat Peusijuk Masyarakat Aceh, Banda Aceh: LKAS.

Wallace A.Ruth, Alison Wolf. 1986. Contemporary Sociological Theory: Continuing The Classical Tradition. Prentice Hall Inc., Englewood Cliffs. New Jersey.


Article Metrics

 Abstract Views : 69 times
 PDF Downloaded : 14 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Muchlis Muchlis, Kamaruddin Hasan, Bobby Rahman, Richa Meilizha

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Editorial Office Program Studi Ilmu Politik - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh Kampus Bukit Indah - Lhokseumawe Telp/Fax: 0645 - 58450367 email: ilmu_politik_unimal@yahoo.com http://www.unimal.ac.id http://www.fisip-unimal.com

STAT COUNTER