PEMBUATAN ALAT PENGERING IKAN TENAGA SURYA PADA KELOMPOK USAHA NELAYAN DI DESA PUSONG BARU KECAMATAN BANDA SAKTI KOTA LHOKSEUMAWE
Abstract
Desa Pusong Baru Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe terletak berbatasan langsung dengan laut selat Malaka. Karena lokasinya tersebut, hampir sebagian besar penduduk desa tersebut, mempunyai mata pencarian sebagai nelayan. Taraf kehidupan masyarakat nelayan Desa Pusong tergolong kurang mampu, untuk menambah perekonomian keluarga, umumnya kaum wanita yang terdiri atas istri-istri para nelayan bekerja sebagai penghasil ikan kering dan ikan teri. Mereka membentuk Kelompok Usaha Nelayan yang menaungi seluruh kegiatan tersebut. Pengeringan ikan yang dilakukan selama ini masih sangat tradisonal, yakni hanya mengandalkan cuaca panas dan dibiarkan pada tempat terbuka. Pengeringan alami ini dilakukan dengan meletakkan ikan di atas tikar, hamparan lantai semen atau anyaman kasa secara terbuka. Tentu saja, metode ini tidak hygienis dan dapat meningkatkan kehilangan karena dimakan serangga, burung atau binatang lainnya. Selain itu, produk juga akan mudah tercampur dengan debu dan air hujan. Kondisi pengeringan semacam ini akan menghasilkan ikan dengan mutu dan harga yang rendah. Dari hasil pemantauan lapangan dan wawancara dengan kelompok usaha nelayan Desa Pusong Baru Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe, diperoleh informasi bahwa waktu pengeringan ikan yang sangat efektif hingga benar-benar kering memerlukan waktu ± 3 hari (jika udara panas dan sinar matahari cukup cerah) per produksi. Untuk itu diperlukan perbaikan teknologi pengering ikan energi surya yang dapat mempersingkat waktu pengeringan sehingga dapat menambah jumlah produksi, lebih hygenis, meningkatkan mutu produk dan pada akhirnya akan menambah pemasukan keuangan bagi masyarakat nelayan tersebut. Kegiatan Iptek bagi Masyarakat (IbM) ini memberikan solusi dari permasalahan yang ada yakni memperbaiki kualitas metode pengeringan dengan alat pengering ikan tenaga surya. Prototipe alat pengering ini relatif sederhana dalam prinsip kerja dan tidak memerlukan tingkat pemahaman yang tinggi. Berdasarkan hasil penerapan IbM ini yang dilakukan bersama kelompok nelayan desa Pusong, diperoleh perbaikan dalam waktu pengeringan serta kualitas ikan yang dihasilkan. Dengan menggunakan alat pengering ini dapat mempersingkat waktu pengeringan dari waktu 2- 3 hari, bisa dipersingkat menjadi hanya 1 hari dengan kondisi udara yang sama. Jika suhu cerah, suhu di dalam pengering bisa mencapai 600C. Begitu juga kualitas ikan yang dihasilkan, lebih bersih (warna daging ikan lebih cerah) dan lebih hygenis. Tetapi ada kelemahan alat pengering ini yaitu kapasitas yang ada masih relatif kecil dibandingkan dengan metode konvensional.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Badan Pusat Statistik, 2018, Aceh dalam Angka, BPS Lhokseumawe
Candra R.W.,Yuliyani, Nur Ivan Y., Fauzi F.Z. (2018). Alat Pengering Tanpa Listrik Menggunakan Sunlight Collector Technology Optimalisasi Produksi Lenten. Jurnal Komtika.Vol.2 No.1.
Syamsul B. W., Nasruddin, Muhammad A., Fazri. (2015). Kaji Eksperimental Pengering Ikan Tipe Lorong Hibrid dengan Menggunakan Eenergi Surya – Biomassa Dari Sekam Padi. Jurnal Ilmiah Jututera Vol. 02 No. 01
DOI: https://doi.org/10.29103/jmm.v1i1.6978
Article Metrics
Abstract Views : 295 timesPDF Downloaded : 50 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Ratna Sari, Ratni Dewi, Syafruddin Syafruddin, Nahar Nahar, Lukman Hakim
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
E-ISSN : 2829-6141