Pesan Simbolik dalam Prosesi Petawaren Adat Gayo Lues
Abstract
This study identifies and analyzes symbolic messages in the petawaren tradition in Blangkejeren District, Gayo Lues Regency. The research method used is descriptive qualitative. Data collection techniques include observation, interviews, and documentation. The results of the study indicate that the petawaren tradition is one part of Gayo culture which is carried out in welcoming various important events in life. Petawaren is carried out by inviting village elders. The procession of the petawaren tradition requires several main equipment which is prepared by the party who has the intention. The equipment used in this petawaren procession has been mutually agreed upon since time immemorial, including rice and water in a container mixed with celala, dedingin, bebesi, batang teguh, sesampi, and other flowers in an odd number and tied in one knot. The petawaren tradition means prayer and hope so that Allah SWT will always be given safety, blessings, and prosperity.
ABSTRAK
Studi ini mengidentifikasi dan menganalisis pesan simbolik dalam tradisi petawaren di Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data antara lain observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi petawaren adalah salah satu bagian budaya Gayo yang dilakukan dalam menyambut berbagai peristiwa penting dalam kehidupan. Petawaren dilaksanakan dengan mengundang tetua kampung. Prosesi tradisi petawaren membutuhkan beberapa perlengkapan utama yang dipersiapkan oleh pihak yang mempunyai hajat. Perlengkapan yang digunakan dalam prosesi petawaren ini telah disepakati bersama sejak dahulu kala, antara lain beras dan air dalam wadah yang dicampur celala, dedingin, bebesi, batang teguh, sesampi, dan bunga lainnya yang berjumlah ganjil dan diikat dalam satu ikatan. Tradisi petawaren bermakna doa dan harapan agar senantiasa diberi keselamatan, keberkatan, dan kesejahteraan oleh Allah SWT.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ali, B., Weni, I. M., & Wiyani, W. (2020). The Peusijuek Tradition as a Social Communication Media in the People of Aceh, Indonesia. International Journal of Advances in Scientific Research and Engineering (ijasre), 6(6), 7-19.
Bakti, I. S. (2020). Reification of the Signified and Consumerization of Wedding Reception Sintê Mungêrjê in the Gayo Lot Society in Central Aceh District. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 8(2), 15-35.
Bakti, I. S., Amin, K., & Fakhrurrazi, F. (2020). Ruang Sakral dan Ruang Ritual Prosesi Adat Pernikahan Sintê Mungêrjê pada Masyarakat Gayo Lôt. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM), 1(2), 168-188.
Batubara, S. M. (2017). Kearifan lokal dalam budaya daerah kalimantan barat (etnis melayu dan dayak). Jurnal Penelitian IPTEKS, 2(1).
Blumer, H. (1986). Symbolic Interactionism: Perspective and Method. University of California Press.
Darmawati, D. (2019). Makna Kearifan Lokal Adat Peusijuk Masyarakat Aceh Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar. Serambi Konstruktivis, 1(3).
Husaini, H. (2021). Discovering Wisdom in Gayo Tradition with Reference to Islamic Educational Values in Marriage Practice. Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies, 4(2), 204-234.
Hymes, D. (1964). Introduction Toward Ethnographies of Communication 1. American Anthropologist, 66(6), 1-34.
Islami, I. P. (2018). Nilai-Nilai Islam dalam Upacara Adat Perkawinan Etnik Gayo (Kabupaten Aceh Tengah) (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, 2018).
Maifizar, A., Santyaningtyas, A. C., Saputra, J., Trishna, N., & Aristora, I. (2020). A Study of Cultural Understanding of the Peusijuk Rituals among Acehnese. Talent Development & Excellence, 12.
Mulyana, D. (2009). Komunikasi Antarabudaya: Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mustafa, A. & Hidayat, R. (2017). Islam Gayo: Studi tentang Akulturasi Islam dengan Budaya Lokal di Kabupaten Aceh Tengah. Al-Mishbah: Jurnal Ilmu Dakwah da Komunikasi, 13(2), 313-334.
Nurdin, A. (2016). Integrasi Agama dan Budaya: Kajian tentang Tradisi Maulod dalam Masyarakat Aceh. El-Harakah (Terakreditasi), 18(1), 45-62.
Rusdy, M., & Fauzi, F. (2020). The Islamic Dialectics and Local Culture in the Petawaren Tradition in Gayo Community. El Harakah, 22(2), 189-204.
Samad, S. A. A., & Munawwarah, M. (2020). Adat Pernikahan dan Nilai-Nilai Islami dalam Masyarakat Aceh Menurut Hukum Islam. El-USRAH: Jurnal Hukum Keluarga, 3(2), 289-302.
Soeprapto, R. (2007). Interaksionisme Simbolik: Perspektif Sosiologi Modern. Malang: Avenroes Press.
Sugiyono (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: CV Alfabeta.
Utami, T. (2018). Semiotic Interpretation of the Tepung Tawar Offer in Tanjungbalai Malay (Skripsi, Universitas Negeri Medan).
DOI: https://doi.org/10.29103/jspm.v2i2.5517
Article Metrics
Abstract Views : 278 timesPDF Downloaded : 30 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Harinawati Harinawati, Nurhasanah Syafrimayanti, Anismar Anismar
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
INDEXED BY:
Redaksi Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM): Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh. Kampus Bukit Indah Jln. Sumatera No.8, Kec. Muara Satu Kota Lhokseumawe, Prov. Aceh, Indonesia. eMail: jspm@unimal.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License