Epilepsi
Abstract
Epilepsi merupakan kelainan otak yang ditandai dengan kecenderungan untuk menimbulkan bangkitan epileptik yang terus menerus, dengan konsekuensi neurobiologis, kognitif, psikologis, dan sosial. Epilepsi menyumbang proporsi yang signifikan dari beban penyakit dunia, mempengaruhi sekitar 50 juta orang di seluruh dunia. Etiologi epilepsi adalah multifaktorial, menurut klasifikasi ILAE 2017 etiologi epilepsi dibagi menjadi struktural, genetik, infeksi, metabolik, imun, dan tidak diketahui. Bangkitan kejang pada epilepsi dapat dikontrol. Hingga 70% orang yang hidup dengan epilepsi dapat bebas kejang dengan penggunaan obat anti kejang yang tepat. Penghentian obat anti kejang dapat dipertimbangkan setelah 2 tahun tanpa kejang dan harus mempertimbangkan faktor klinis, sosial dan faktor lain yang relevan. Terapi utama epilepsi adalah dengan obat anti epilepsi (OAE).
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Kusumastuti K, Gunadharma S, Kustiowati E. Pedoman tatalaksana epilepsi. 2017;
Fabiana Meijon Fadul. Epilepsi dan vitamin B6. 2019;8–34.
Kelompok Studi Epilepsi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Pedoman Tatalaksana Epilepsi. 5th ed. Kusumastuti K, Gunadharma S, Kustiowati E, editors. Surabaya: Airlangga University Press; 2014.
Fisher RS. The 2014 Definition of Epilepsy: A Perspective for Patients and Caregivers. International League Against Epilepsy. 2014.
World Health Organization. Epilepsy. 2022.
Khairin K, Zeffira L, Malik R. Karakteristik Penderita Epilepsi di Bangsal Anak RSUP Dr . M . Djamil. 2020;2(2):17–26.
Scheffer IE, Berkovic S, Capovilla G, Connolly MB, French J, Guilhoto L, et al. ILAE Classification of the Epilepsies : Position Paper of the ILAE Commission for Classification and Terminology. Epilepsia. 2017;58(4):512–21.
Wijaya JS, Saing JH, Destariani CP. Politerapi Anti-Epilepsi pada Penderita Epilepsi Anak. Cdk-284. 2020;47(3):191–4.
Fisher R, Shafer P, D’Souza C. 2017 Revised Classification of Seizures | Epilepsy Foundation. 2016.
Kurniawaty Y, Viskasari Pintoko Kalanjati. Mekanisme Gangguan Neurologi pada Epilepsi. Maj Biomorfologi. 2013;26(1):16–21.
Repindo A, Zanariah Z, Oktafany. Epilepsi Simptomatik Akibat Cidera K epala pada Pria Berusia 20 Tahun. Medula. 2017;7(4):26–9.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Epilepsi pada Anak. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/367/2017 2017 p. 13–21.
Tedyanto EH, Chandra L, Adam OM, Ilmu D, Syaraf P, Kedokteran F, et al. Gambaran Penggunaan Obat Anti Epilepsi (OAE) pada Penderita Epilepsi Berdasarkan Tipe Kejang di Poli Saraf Rumkital DR. Ramelan Surabaya. J Ilm Kedokt Wijaya Kusuma. 2020;9(1):77–84.
Triono A, Herini ES. Faktor Prognostik Kegagalan Terapi Epilepsi pada Anak dengan Monoterapi. Sari Pediatr [Internet]. 2016 Nov 9;16(4):248.
Minardi C, Minacapelli R, Valastro P, Vasile F, Pitino S, Pavone P, et al. Epilepsy in Children: From Diagnosis to Treatment with Focus on Emergency. J Clin Med. 2019;8(1):1–10.
DOI: https://doi.org/10.29103/jkkmm.v3i6.19096
Article Metrics
Abstract Views : 12 timesPDF Downloaded : 10 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Nur Sahira, Herlina
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
ISSN 2830-6473 (media online)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.