Penurunan Kesadaran et causa Ensephalitis
Abstract
Ensefalitis adalah penyakit dengan onset akut, gejala dapat berkembang dengan cepat dan anak-anak yang sebelumnya sehat menjadi lemah. Selain itu, dokter bahkan mengalami kesulitan untuk mengetahui penyebab, terapi yang tepat dan prognosis. Kasus ini pasien perempuan usia 4 tahun 6 bulan dengan keluhan penurunan kesadaran 2 jam SMRS disertai dengan adanya kejang selama 2-3 menit dan demam sejak 1 bulan yang lalu. Ibu pasien juga mengatakan bahwa pasien memiliki keluhan mual muntah yang secara tiba tiba setelah membeli jajanan. Pasien juga memiliki keluhan berupa adanya keluar cacingan di selang NGT saat selang NGT dipasangkan kepada pasien. Pada pemeriksaan fisik dijumpai adanya distensi pada area abdomen dan peristaltik yang meningkat. Pada hasil antropometri pasien yaitu gizi kurang pada perhitungan berat sesuai usia pasien. Pada pasien dilakukan pemeriksaan penunjang berupa laboratorium dimana didapatkan hasil berupa peningkatan leukosit yaitu 17.27 ribu/uL dan trombosit yaitu 467 ribu/uL. Pasien juga dengan dengan IgG positif. Pada pasien ini diberikan penatalaksanaan berupa oksigen oksigen dan terapi farmakologi yaitu antibiotik, antihelmintik, antikejang, antipiretik, steroid, antifungal. Pasien dengan keluhan dan pemeriksaan tersebut didiagnosis dengan penurunan kesadaran ec ensephalitis dan ascariasis serta demam dengue.
Keywords
References
Stephen J. Falchek, MD. 2012. Encephalitis in the Pediatric Population. Volume 33 No. 3 March 2012. Downloadded from http://pedsinreview.aapublications.org diakses tanggal 30 Mei 2019 .
Paul lewis, Carol A. Glaser. 2005. Encephalitis. Volume 26 No. 10 October 2005. Downloadded from http://pedsinreview.aapublications.org diakses tanggal 30 Mei 2019.
Dirjen P2MPL, Subdit Zoonosis, 2003. Laporan serosurvey Japanese Encephalitis. Depkes.
I Sendow, S Bahri. 2014. Perkembangan Japanese Encephalitis di Indonesia. Peternakan.litbang.pertanian. Bogor.
Ferrari1, Sergio et al. 2009. Viral Encephalitis: Etiology, Clinical Features, Diagnosis and Management. The Open Infectious Diseases Journal 3: 1-12. Poerwadi, Troboes. 1992. Encephalitis. Surabaya, Aksona VI: 3-19.
Soedarmo SS, Garna H, Hadinegoro SR, Satari HI. Malaria. Dalam : Buku ajar infeksi & pediatrik tropis. Edisi ke-2. Jakarta: IDAI. 2008. https://azurama.wordpress.com diakses pada tanggal 30 Mei 2019
Komite Medik RSUP Dr. Sardjito. Ensefalitis dalam Sutoyo, Standar Pelayanan Medis, Ed. 2, Medika Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta, 2000. pada tanggal 30 Mei 2019
Mc Quillen, Daniel P. Craven, Donald E. dan Jones, H. Royden Jr. 2012.Netter’s Neurology 2nd Edition. Philadelpia: Elsevier
Kennedy. 2004. Viral Encephalitis: Causes, Differential Diagnosis, And Management. J Neurol Neurosurg Psychiatry 75: i10–i15.
Epidemiologi TBC Indonesia. http://www.tbindonesia.or.id.
Guidelines for Tuberculosis Control in New Zealand 2010 Chapter 3: Treatment of Tuberculosis Disease. 2010; Wellington: Ministry of Health.
DP Moore, HS Schaaf, J Nuttall, BJ Marais. Childhood tuberculosis guidelines of the Southern African Society for Paediatric Infectious Diseases. South Afr J Epidemiol Infect. 2009;24(3).
DOI: https://doi.org/10.29103/jkkmm.v3i5.16281
Article Metrics
Abstract Views : 16 timesPDF Downloaded : 18 times PDF Downloaded : 15 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Ami Dhania Rovi, Mauliza
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
ISSN 2830-6473 (media online)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.