Manajemen Epistaksis

Jihan Nazirah, Baluqia Iskandar Putri, Nora Maulina, Nina Herlina, Ahmad Fauzan

Abstract


Epistaksis adalah perdarahan akut yang berasal dari lubang hidung, rongga hidung atau nasofaring. Epistaksis bukan merupakan suatu penyakit, melainkan gejala atau manifestasi penyakit lain, epistaksis dibagi menjadi epistaksis anterior dan epistaksis posterior. Epistaksis anterior sangat umum dijumpai pada anak dan dewasa muda, sementara epistaksis posterior sering ditemukan pada orang tua dengan riwayat penyakit hipertensi dan arteriosclerosis. Epistaksis merupakan kegawat daruratan di bidang THT-KL. Diperkirakan, sekitar 60% penduduk pernah mengalami epistaksis dan 6% diantaranya mencari bantuan medis. Prinsip manajemen epsitaksis adalah melakukan pemberhentian darah dan mencari tahu sumber perdarahan, perdarahan biasanya dapat sembuh dengan sendirinya namun terkadang diperlukan tatalaksana, kompresi hidung berfungsi dalam menangani epistaksis pada pasien yang memerlukan pengobatan, pengepakan hidung juga dianjurkan untuk penatalaksanaan dasar epistaksis. Jika perdarahan masih tidak berhenti, obat topikal, seperti oxymetazoline, phenylephrine hydrochloride, epinefrin, dan lidokain, dapat digunakan. Selain itu, asam traneksamat, sebagai agen anti-fibrinolitik yang digunakan pada trauma besar dan pembedahan, juga dapat digunakan untuk meningkatkan hemostasis. Manajemen epistkasis lainnya bila perdarahan tidak berhenti bisa dilakukan tampon anterior, tampon posterior, kauterasisasi, hingga ligasi arteri.

Keywords


Epistaksis, manajemen, hemostasis

Full Text:

PDF

References


Ballenger JJ. 2010. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan Leher. Jilid 1. Edisi 22. Jakarta : Binarupa Aksara.

Efiaty A.S. dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT Ed 6. Jakarta. 2007.

Budiman BJ. Hafiz A. 2012. Epistaksis dan Hipertensi : Adakah Hubungannya. Jurnal Kesehatan Andalas 1(2) : 75 – 79.

Husni T.R et all, Pendekatan Diagnosis dan tatalaksana epistaksis, Banda Aceh 2019.

Punagi AQ. Epistaksis Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini. Makassar : Digi Pustaka, 2017. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung;

Kunanandam T, Bingham B. Epistaxis. [ed.] Hussain SM. Logan Turner’s Diseases Of The Nose Throat and Ear Head and Neck Surgery. London : CRC press, 2016.

Krulewitz NA, Fix ML. Epistaxis. Emerg Medd Clin North Am 2019.

Dufour X, Lebreton JP, Gohler C, Ferrie JC, Klossek JM. Epistaksis, EMC (Elsevier Masson SAA, Paris, Otorhinolaryngologie 2010; 20: 310.

Viewhug, Tate L, dan Jhon B Roberson. Epistaxis : Diagnosis and Treatment. USA: American Association of Oral and Maxillofacial Surgeons. 2006;511-8.

Higler, B.A. Buku Ajar Penyakit THT Boies Ed.6. Jakarta.

Shukla AP.Current Threatment Strategiest for Epistaxist in Journal of Neurointerventional Surgery 2013;5(2):151-156.

Dobson MB. Anestesi Konduksi dalam Penuntun Praktis Anestesi. EGC. Jakarta. 1994:89-90.

AL Hughes. Nasal Endoscopy; Medscape References; Available at

http;//emedicine.medscape.com/article/863220-overview.Updated Apr 30,2014.

Punagi AQ. Epistaksis Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini. Makassar: Digi Pustaka, 2017.

Behrbohm H, et al. Ear Nose and Throat Diseases With Head and Neck Surgery. 3rd Ed. Stuttgart : Thieme, 2009. pp. 191-97.

Panduan Praktis Klinis Tindakan (PPKT)l PP PERHATI-KL. 2015.

American Academy of Opththalmology Staff, editors. Fundamentals and Principles of Ophthalmology, Section 10. San Fransisco: American Academy of Ophthalmology; 2011- 2012.

Edberg. Bansal M. Diseases of Ear, Nose, and Throat Head and Neck Surgery. first Ed. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers Ltd, 2013.

Punagi AQ. Epistaksis Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini.Makassar : Digi Pustaka, 2017.

Watkinson JC. Epistaxis. in : Mackay IS and Bull TR. Scott-Brown’sOtolaryngologi. 6th Ed. Oxford : Butterwort-Heinemann, 1997, Vol. 4, pp. 1-19.

Castelnuovo P, Pistochini A, Palma P. Epistaxis. in : Arnorld W and et al. Otorhinolaryngology, Head and Neck Surgery. New York : Springer, 2010, pp. 205-08. 22. Gilyoma, Japhet M dan Phillipo L Chalya. Etiological profile and treatment outcome of epistaxis at a tertiary care hospital in Northwestern Tanzania: a prospective review of 104 cases. Tanzania: BMC Ear, Nose and Throat. 2011;1-6.




DOI: https://doi.org/10.29103/jkkmm.v3i1.14853

Article Metrics

 Abstract Views : 670 times
 PDF Downloaded : 236 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Jihan Nazirah, Baluqia Iskandar Putri, Nora Maulina, Nina Herlina, Ahmad Fauzan

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

ISSN 2830-6473 (media online)

Flag Counter

 

 

 

 

 

 

View Galenical Stats

 

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.