Transformasi Beut Gampong: Dari Sarana Komunikasi Menuju Gerakan Derma

Awaludin Arifin

Abstract


The significance of why the Beut Gampong tradition still persists in the village of Paloh Lada lies in its multifaceted benefits. Specifically, Beut Gampong aims to impart religious knowledge to the community. Therefore, its activities are inseparable from religious rituals (Islam) such as Quranic recitation, studying classical Islamic texts (kitab kuning), reciting blessings upon the Prophet Muhammad (salawat), listening to lectures, and communal prayers. Additionally, Beut Gampong serves as a complex communication tool. Within it, residents discuss various topics to be used as discussion material that will be analyzed by the Tengku (spiritual leader). As a communication tool, Beut Gampong is closely related to instruments that connect the communicator (Tengku) with the congregation. Beut Gampong can be interpreted as a tradition of seeking religious knowledge initiated by both village residents and village institutions themselves. For residents who organize it, these religious gatherings are usually held in private halls, residents' homes, or in locations donated by individuals for public use. Meanwhile, gatherings organized by the village are typically held in the Meunasah or village hall. Moreover, this tradition still endures amidst the challenges posed by the increasingly massive use of communication media for acquiring religious knowledge. However, the role of communication media cannot entirely replace this tradition, considering the values embedded in the traditional communication mechanisms of the Beut tradition are irreplaceable. Among these values are those inherent in the Teungku (teacher), who influences the thoughts and decisions of the community.

Abstrak: Salah satu asalan penting mengapa tradisi Beut Gampong masih bertahan di Desa Paloh Lada adalah kemanfaatannya yang tidak tunggal. Secara khusus, Beut Gampong bertujuan untuk membakali pengetahuan agama kepada masyarakat. Karenanya, kegiatan tersebut tidak terlepas dari ritual keagamaan (Islam) seperti membaca Al-Qur’an, mengkaji kitab Islam klasik (kitab kuning), shalawat, mendengar ceramah, dan bershalawat. Selain itu, Beut Gampong sebagai satu sarana komunikasi yang kompleks. di dalamnya, warga akan membicarakan banyak hal untuk dijadikan sebagai bahan diskusi yang akan dibedah oleh Tengku yang membimbing kegiatan. Sebagai sarana komunikasi, Beut Gampong sangat erat kaitannya dengan instrumen yang dapat menghubungkan antara komunikator (Tengku) dengan jamaah.  Beut Gampong dapat dimaknai sebagai trdisi menuntut ilmu agama yang diinisiasi oleh warga desa maupun institusi desa itu sendiri. Bagi warga desa yang menyelenggarakannya biasanya pengajian dilakukan di balai-balai milik pribadi, rumah warga juga di lokasi yang diwakafkan oleh seseorang untuk kepentingan umum. Sedangkan, pengajian yang diselenggarakan oleh desa biasanya diselenggarakan di Meunasah atau balai desa. Selain itu, tradisi ini masih bertahan di tengah tantangan media komunikasi yang semakin massif digunakan untuk mendapatkan pengalaman belajar ilmu agama. Hanya saja peranan media komunikasi tidak seutuhnya mampu menggantikan tradisi ini secara total mengingat nilai-nilai yang dikandung dalam mekanisme komunikasi tradisional pada tradisi beut tidak tergantikan. Diantaranya ialah nilai-nilai yang terkandung pada diri Teungku (pengajar) yang mempengaruhi pemikiran dan keputusan masyarakat.  


Keywords


Beut Gampong; Komunikasi; Media Komunikasi; dan Derma

Full Text:

PDF

References


Abdurrohman, Moh Asvin, and Sungkono Sungkono. 2022. “Konsep Arti Islam Dalam Al-Qur’an.” AL-MIKRAJ : Jurnal Studi Islam Dan Humaniora (E-ISSN: 2745-4584) 2(2):51–64. doi: 10.37680/almikraj.v2i2.1348.

Amira Mittermaier. 2019. Giving to God Islamic Charity in Revolutionary Times. California: California University Press.

Arifin, Awaludin. 2020. “PARADOKS FREE ONLINE CULTURE: TANTANGAN JURNALISME DI ERA DIGITAL.” Pp. 214–15 in Etika dan Bisnis Dalam Jurnalisme. Aceh: Unsiyah Press.

Arifin, Awaludin. 2023. Teori-Teori Komunikasi: Analisis Dan Penerapannya. Jakarta: PT. Rajawali Press.

C, Cardno. 2018. Policy Document Analysis: A Practical Educational Leadership Tool and a Qualitative Research Methode.

CAF. 2023. “Indonesia Retains Top Place in World Giving Index with Ukraine Climbing to Second Most Generous Country.” Charity Aid Foundation.

Edward W. Said. 2003. Orientalism. London: Penguin.

Fadli, Ahmad, Hazami Muhammad, Najib Azca, and Universitas Gadjah Mada. 2023. “MELAMPAUI BINARITAS : STUDI FILANTROPI ISLAM DI INDONESIA BEYOND BINARY : A STUDY OF ISLAMIC PHILANTHROPY IN INDONESIA.” 49(2):161–74. doi: 10.14203/jmi.v49i2.1365.

Hilman Latief. 2012. “Islamic Charities and Social Activism: Welfare, Dakwah, and Politics in Indonesia. (Dissertation).” Ultrech University, Ultrech.

Lucas SR. 2014. Beyond the Existence Proof: Ontological Conditions, Epistemological Implications, and in-Depth Interview Research. Qual Quant.

M. Hasbi Amiruddin dan Ernita, Dewi. 2017. Tradisi Jak Beut Anak-Anak Aceh Dulu Dan Sekarang. Banda Ace: Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh.

Mirza. 2020. “Model Pengembangan Dakwah Di Kota Banda Aceh.” Serambi Konstruktivis 34(8):709.e1-709.e9.

Mona Atia. 2013. Building House in Heaven: Pious Neoliberalism and Islamic Charity in Egypt. London: University of Minnesota Press.

Mujiburrahman, Mujiburrahman. 2017. “Urgensi Kebijakan Program Beut Al-Qur’an Ba’Da Magrib Terhadap Peningkatan Literasi Al-Qur’an Bagi Anak Usia Sekolah Di Aceh Besar.” Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam 7(2):213. doi: 10.22373/jm.v7i2.2362.

Nirzalin Armia. 2014. “Teungku Dayah Dan Kekuasaan Panoptik.” Substantia 16(1).

Nur, Emilsyah, and Rukman Pala. 2019. “Media Tradisional Di Era Digital Traditional Media in The Digital Era.” Prosiding Seminar Nasional Komunikasi Dan Informatika 3:179–84.

Thierry Kochuyt. 2009. “Thierry Kochuyt.” God, Gifts and Poor People: On Charity in Islam 1(56):98–116. doi: https://doi.org/10.1177/0037768608100345.




DOI: https://doi.org/10.29103/aaj.v8i1.16002

Article Metrics

 Abstract Views : 126 times
 PDF Downloaded : 5 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Awaludin Arifin

INDEXED BY:

Redaksi Aceh Anthropological Journal (AAJ): Gedung Program Studi Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh. Kampus Bukit Indah Jln. Sumatera No.8, Kec. Muara Satu Kota Lhokseumawe, Prov. Aceh, Indonesia. eMail: aaj.antro@unimal.ac.id

Lisensi Creative Commons

All publication by Aceh Anthropological Journal (AAJ) are licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional