Tempurung kemiri diperoleh dari hasil samping dari biji kemiri yang dipisah dari isi dan bijinya. Pemanfaatan tempurung kemiri masih sangat terbatas. Kemiri biasanya digunakan sebagai rempah pangan adalah bagian bijinya saja sedangkan kulitnya dibuang begitu saja sehingga pemanfaatan limbah kulit kemiri sangat diperlukan baik sebagai solusi untuk rehabilitasi lahan kritis dan juga digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Tempurung kemiri dapat dimanfaatkan sebagai asap cair melalui proses pirolisis. Asap cair kemudian dimanfaatkan sebagai bahan antibakteri, minyak rambut, bahan pengawet makanan, dan sebagainya. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang belum pernah dilakukan adalah perbedaan bahan baku dalam pembuatan asap cair untuk pengawetan, yaitu tempurung kemiri. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian kajian pemanfaatan asap cair dari tempurung kemiri pada proses pengawetan bakso dengan variasi asap cair 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10% dengan waktu pengawetan selama 5 hari. Pada penelitian ini diperoleh hasil pengawetan terbaik yaitu pada variasi asap cari 6% dengan tekstur bakso agak kasar dan kenyal, beraroma daging dan asap cair, berwarna putih keabu-abuan seperti bakso pada umumnya, kadar air diperoleh sebesar 69,33%, dan pH sebesar 6,8 dengan lama waktu simpan selama 2 hari hal ini sesuai dengan SNI 3818:2014.
Anaba, F., Andriyanto and Mayasari, N. L. P. I. (2021) ‘Potensi Infusa Kemiri (Aleurites moluccana) sebagai Analgesik dan Stimulator Stamina’, Acta VETERINARIA Indonesiana, 9(1), pp. 14–20. https://doi:10.29244/avi.9.1.14-20
Juliana, J., Kanggeyan, M. P. and Sherly, S. (2020) ‘Pembuatan Kreasi Produk Camilan Dodol Asam Jawa Menggunakan Pengujian Organoleptik’, Jurnal Abdimas Berdaya : Jurnal Pembelajaran, Pemberdayaan dan Pengabdian Masyarakat, 3(01), p. 57. https://doi:10.30736/jab.v3i01.46
Korah, A. R. M., Assa, J. R. and Koapaha, T. (2020) ‘Pemanfaatan Asap Cair Arang Tempurung Sebagai Bahan Pengawet Pada Bakso Ikan Tuna’, Jurnal Teknologi Pertanian (Agricultural Technology Journal, 10(2), pp. 129–138. https://doi:10.35791/jteta.10.2.2019.29123
Lamusu, D. (2007) ‘Uji Organoleptik Jalangkote Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L) Sebagai Upaya Diversifikasi Pangan’, 3(1), pp. 9–15. doi: https://doi.org/10.31970/pangan.v3i1.7
Sulhatun. 2019. Prinsip Dasar Teknologi Pirolisa Biomassa. Unimal Press, Lhokseumawe https://doi.org/10.29103/cejs.v1i4.5739
Sulmiyati, S. and Said, N. S. (2017) ‘Pengolahan Briket Bio-Arang Berbahan Dasar Kotoran Kambing dan Cangkang Kemiri di Desa Galung Lombok Kecamatan Tinambung, Polewali Mandar’, Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement), 3(1), p. 108. https://doi:10.22146/jpkm.25529