Sejarah Perkembangan Rumah Cut Meutia Dalam Mempertahankan Arsitektur Tradisional Aceh

Armelia Dafrina

Abstract


Abstrak Aceh merupakan salah satu wilayah yang sangat mempertahankan dan melestarikan nilai dan budaya.
Keberadaan Rumoh Aceh merupakan pengejawantahan dari nilai-nilai yang hidup dan dijalankan oleh
masyarakat Aceh. Oleh karena itu, melestarikan Rumoh Aceh berarti juga melestarikan eksistensi masyarakat
Aceh itu sendiri. Walaupun banyaknya perkembangan modernisasi, tetapi Rumah Adat Aceh merupakan sebuah
arsitektur tradisional yang dibanggakan oleh masyarakat Aceh. Seiring perkembangan zaman yang menuntut
semua hal dikerjakan secara efektif dan efisien, dan semakin mahalnya biaya pembuatan dan perawatan Rumoh
Aceh, maka lambat laun semakin sedikit orang Aceh yang membangun rumah tradisional ini. Akibatnya, jumlah
Rumoh Aceh semakin hari semakin sedikit. Hal tersebut membuat penulis ingin mempelajari Sejarah Rumah Aceh
yaitu Rumoh Cut Meutia yang terletak di desa Paya Bakong kecamatan Matang Kuli, Aceh Utara. Rumoh Cut
Meutia merupakan salah satu rumah adat Aceh peninggalan pada masa lalu. Rumoh Cut Meutia yang terletak di
Matang Kuli ini adalah hasil renovasi oleh Pemerintah Daerah Aceh Utara, yang di lakukan pada Tahun 1982.
Hal ini dilakukan oleh Pemda setempat untuk melestarikan rumoh Cut Meutia. Sama dengan rumah adat Aceh
lainnya, Rumoh Cut Meutia merupakan rumah panggung, hal ini berasal dari perpaduan kepercayaan
masyarakat, ajaran Islam dan kondisi alam di mana individu atau masyarakat hidup mempunyai pengaruh
signifikan terhadap bentuk arsitektur tradisional Aceh.Sampai sekarang Rumoh Adat Cut Meutia ini salah satu
rumah Aceh yang masih banyak dikunjungi oleh masyarakat setempat.

Kata Kunci: Rumoh cut meutia, arsitektur tradisional, rumah adat Aceh.


Keywords


Rumoh cut meutia, arsitektur tradisional, rumah adat Aceh.

References


. Buku sekilas tentang bangunan tradisional Aceh Tahun 2011.

. Cerita Asli Indonesia Elexmedia 2009.

. Djauhari Sumitra, 1978, Kompendium Sejarah Arsitektur, Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.

. Kantor dinas perhubungan, pariwisata, dan kebudayaan (1982).




DOI: https://doi.org/10.29103/arj.v7i7.1211

Article Metrics

 Abstract Views : 1179 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Armelia Dafrina

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.



Indexed in:

Crossref logo  Portal Garuda   Google Scholar      Dimension

Creative Commons LicenseThis work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Published by:
Architecture Program
Universitas Malikussaleh